Menurut apa yang Allah turunkan

5:47. Maka hendaklah ahli Injil menghakimkan menurut apa yang Allah menurunkan di dalamnya. Sesiapa yang tidak menghakimkan menurut apa yang Allah menurunkan, maka mereka itulah orang-orang fasiq.

Kepada ahli Injil, mereka disuruh memutuskan sesuatu menurut apa yang Allah turunkan di dalam Injil itu. Tidak pula Allah suruh jadikan gospel-gospel sebagai sumber hukum kedua selepas Injil. Jadi kepada ahli Al Quran, takkanlah Allah suruh jadikan riwayat hadis sebagai sumber hukum kedua selepas Al Quran? Bukankah ahli Al Quran juga perlu menurut apa yang Allah turunkan dalam Al Quran seperti dalam ayat di atas?

Kalau kita fikirkan, jika benarlah Allah suruh jadikan riwayat hadis sebagai sumber kedua hukum selepas Al Quran, sudah pasti kepada pengikut Injil itu juga Allah suruh jadikan gospel sebagai sumber kedua hukum selepas Injil.

Salam,

Walaupun ada ayat Al Quran tentang Allah mengajar Kitab dan Hikmah kepada Nabi Isa (rujuk ayat 5:110), kenapa ayat 5:47 hanya menyeru ahli Injil menghakimkan mengikut ketetapan Allah dalam Injil itu sahaja? Kenapa tidak disebut tentang SUNNAH Nabi Isa jika Hikmah itu bermaksud Sunnah Nabi?

Kita lihat apa yang Allah ajar pada Nabi Isa sama juga macam yang diajar pada Nabi Muhammad. Mereka sama-sama dikurniakan Kitab dan Hikmah. Tetapi kenapa ada segolongan manusia memaksudkan Hikmah yang diajar kepada Nabi Muhammad adalah Sunnah Nabi iaitu riwayat hadis? Kenapa Hikmah pada Nabi Isa tidak pula mereka kata Sunnah Nabi iaitu riwayat hadis Isa (gospel)?

Nampak tak ketidakadilan mereka dalam menterjemahkan erti Hikmah itu? Jelas mereka cuba memesongkan erti Hikmah itu kepada kitab riwayat si polan dan si polan. Walau bagaimana pun Allah Bijaksana dan Mengetahui akan ada golongan yang perguna nama Nabi Muhammad untuk mengada-adakan apa yang tiada dalam Kitab Allah.

Salam Juang,

Amat malang kerana majoriti manusia tidak mahu menurut Kitab yang Tuhan turunkan kepada mereka sedangkan ia mengandungi petunjuk kepada pelbagai ilmu yang boleh merevolusikan manusia mencapai kebijaksanaan dan kehebatan yang tidak mungkin dapat kita bayangkan pada masa ini.

Tuan Juang pernah mengemukakan bagaimana Tuhan telah mengajar manusia bahawa mereka boleh menembusi langit dengan kekuatan tertentu. Dan kita tahu sekarang bahawa kekuatan yang diperlukan itu tidak kurang dari 11.2km/s. Begitulah caranya Tuhan memberi kita petunjuk.

Ada satu petunjuk tentang ilmu Kitab Tuhan yang saya baru dapat tahu. Dan ia lebih hebat dari ilmu melepasi medan graviti bumi. Renung-renungkanlah. Ia tentang kisah Nabi Sulaiman yang mahu mengkagumkan tetamunya.

--> 27:38 Dia berkata: Wahai semua ketua! Siapa di antara kamu boleh membawakan aku tahtanya ke mari sebelum mereka datang sebagai muslim?

--> 27:39 Berkata Ifrit dari kalangan Jin: Aku akan membawakannya kepada kamu sebelum kamu bangun dari tempatmu. Sesungguhnya aku mempunyai kekuatan yang diperlukan dan boleh dipercayai.

--> 27:40 Berkata seorang yang mempunyai pengetahuan dari Kitab: Aku akan membawakannya kepada kamu dalam sekelip mata! Kemudian apabila dilihat ia terletak elok di depannya dia berkata: Ini adalah dari kurniaan Tuhanku - bagi menguji samada aku bersyukur atau tidak, sesungguhnya sesiapa yang berterima kasih adalah untuk dirinya sendiri tetapi jika ada yang tidak berterima kasih, Pemeliharaku tidak memerlukan apa-apa (darinya), Mulia.

Siapa yang Tuhan kata mampu membawakan tahta tetamu Sulaiman dalam sekelip mata? - Seseorang yang mempunyai pengetahuan dari KitabNya. Begitulah sebenarnya tahap kebijaksanaan yang mampu direvolusikan melalui pengetahuan dari Kitab Tuhan. Jadi masih adakah yang terus mahu hidup terkurung dalam riwayat sipolan yang sempit, tidak masuk akal dan tidak menambah kebijaksanaan itu?

Salam TM,

Ya, menarik sekali kisah Nabi Sulaiman yang saudara bawakan itu. Mungkin ramai tidak sedar penekanan ayat 27:40 itu tentang orang yang mempunyai pengetahuan dari Kitab. Kalau ayat itu mengatakan orang yang berpengetahuan Kitab dan Sunnah Nabi, logiklah kita perlukan Sunnah Nabi a.k.a riwayat hadis sebagai sumber kedua.

Selain itu, pada kisah Nabi Isa ada petunjuk kepada kita untuk mengetahui perkara-perkara yang diada-adakan atas nama Muhammad. Ini kerana Isa juga mendapat sama seperti apa yang Muhammad dapat (Kitab dan Hikmah). Tetapi kenapa Hikmah pada Muhammad dikatakan riwayat hadis, sedangkan Hikmah pada Nabi Isa tidak pun dikatakan riwayat hadis Nabi Isa? Bukankah itu sudah menunjukkan mereka menipu makna-makna perkataan dalam Al Quran?

19:30. Berkata (Isa), "Sesungguhnya aku hamba Allah; Dia memberi aku al-Kitab, dan menjadikan aku seorang Nabi.

19:31. Dia membuat aku diberkati di mana sahaja aku berada, dan Dia mewasiatkan aku supaya bersolat, dan zakat, selama aku hidup,

Contohnya dalam kisah Isa di atas, Al Quran juga mengatakan Isa disuruh bersolat. Tetapi mana ada riwayat hadis Nabi Isa (walaupun dia dikurniakan HIKMAH) yang menyuruh dia bersolat mengadap batu? Malah Muhammad pun tidak disuruh mengumpulkan riwayat hadis Nabi Isa untuk mencari perincian bagaimana Nabi Isa bersolat.

Jika Nabi Muhammad yang lahir selepas Nabi Isa disuruh kumpulkan riwayat hadis Nabi Isa untuk mencari cara-cara solat Nabi Isa yang lebih terperinci, maka logiklah kita yang lahir selepas Muhammad perlu mencari riwayat Nabi Muhammad untuk tahu cara baginda bersolat.

Dan kenapa Muhammad tidak menurut membuta-tuli riwayat Nabi Isa (gospel) yang ulamak Nasrani kumpulkan itu? Macam itulah kita, jangan menurut membuta-tuli riwayat Nabi Muhammad yang ulamak Arab itu kumpulkan.

Jika Muhammad membenarkan Injil yang Nabi Isa sampaikan, macam itulah kita kena benarkan Al Quran yang Nabi Muhammad sampaikan.

Maknanya di sini, apa yang Nabi Muhammad lakukan terhadap Nabi Isa (nabi yang sebelumnya) boleh menjadi contoh kepada kita untuk lakukan pada Nabi Muhammad (nabi sebelum kita).

Salam Juang,

Kemampuan memindahkan sesuatu dalam sekelip mata ini mungkin dapat dicapai jika kita dapat menguasai ilmu fizik kuantum. Al-Quran membuka minda luas kita kepada pelbagai kemungkinan. Kita hanya perlu membuat penyelidikan demi penyelidikan.

Memanglah susah kalau sudah menjadi kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang. susah mau melihat mana yang benar mana yang pesong,

bagaimana mau melihat yang pesong kalau mereka kata yang nampak pesong karena kita belum faham, yang pesong perlu ditafsirkan agak tidak pesong. mereka ramai-ramai debat dan tafsirkan masalah pesong; sahih, daif, bid'ah, khurafat.

antesa wrote:Memanglah susah kalau sudah menjadi kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang. susah mau melihat mana yang benar mana yang pesong,

Susah kalau sudah tidak beriman dan tidak mau mengikuti petunjuk Allah dalam Alquran.

Pesong mudah ditentukan dengan menggunakan Alquran sebagai pembeda atau Alfurqan (2.185).

faried wrote:

antesa wrote:Memanglah susah kalau sudah menjadi kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang. susah mau melihat mana yang benar mana yang pesong,

Susah kalau sudah tidak beriman dan tidak mau mengikuti petunjuk Allah dalam Alquran.

Pesong mudah ditentukan dengan menggunakan Alquran sebagai pembeda atau Alfurqan (2.185).

Mereka kata Alquran menjadi salah satu penyeleksi hadis, fakta di lapangan justeru hadis dijadikan penjelasan Alquran, penafsir bagi Alquran, protokol pelaksanaan Alquran dan lain kehebatan istilahnya, mereka tentukan shahih, mutawatir, hasan, daif dan palsu berdasar sanad /perawi.

tidak pasti berapa hadis yang sudah diseleksi oleh Alquran sebab kalau sudah dikata shahih meskipun tiada kena mengena dengan ayat, meskipun berlawanan dengan Alquran tidak bisa dikatakan tertolak, tetapi ditafsirkan kembali agar tetap bisa diterima. Alquran mandul, tiada punya kekuatan sebagai Alfurqan 2:185, sebagai batu-uji kitab lain 5:48, apalagi kalau sudah disebut kompilasi Bukhari Muslim, Alquran tiada menyentuh hadisnya, ia setara dengan Alquran jadinya meskipun mereka kata kitab Bukhari nomer 2 setelah Alquran.

umat yang sekedar taqlid manalah berani mengoreksi keshahihan hadis petuah ulamak, mereka tiada pengetahuan tentangnya, tiada bisa mengkonfirmasi kebenaran hadis yang disusun seabad lebih dimasa lalu.

antesa wrote:

faried wrote:

antesa wrote:Memanglah susah kalau sudah menjadi kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang. susah mau melihat mana yang benar mana yang pesong,

Susah kalau sudah tidak beriman dan tidak mau mengikuti petunjuk Allah dalam Alquran.

Pesong mudah ditentukan dengan menggunakan Alquran sebagai pembeda atau Alfurqan (2.185).

Mereka kata Alquran menjadi salah satu penyeleksi hadis, fakta di lapangan justeru hadis dijadikan penjelasan Alquran, penafsir bagi Alquran, protokol pelaksanaan Alquran dan lain kehebatan istilahnya, mereka tentukan shahih, mutawatir, hasan, daif dan palsu berdasar sanad /perawi.

tidak pasti berapa hadis yang sudah diseleksi oleh Alquran sebab kalau sudah dikata shahih meskipun tiada kena mengena dengan ayat, meskipun berlawanan dengan Alquran tidak bisa dikatakan tertolak, tetapi ditafsirkan kembali agar tetap bisa diterima. Alquran mandul, tiada punya kekuatan sebagai Alfurqan 2:185, sebagai batu-uji kitab lain 5:48, apalagi kalau sudah disebut kompilasi Bukhari Muslim, Alquran tiada menyentuh hadisnya, ia setara dengan Alquran jadinya meskipun mereka kata kitab Bukhari nomer 2 setelah Alquran.

umat yang sekedar taqlid manalah berani mengoreksi keshahihan hadis petuah ulamak, mereka tiada pengetahuan tentangnya, tiada bisa mengkonfirmasi kebenaran hadis yang disusun seabad lebih dimasa lalu.

saya tanya saudara binatang apa yg bila di makan akan menyebabkan manusia keracunan dgn berpandukan al quran .

antesa wrote:

faried wrote:

antesa wrote:Memanglah susah kalau sudah menjadi kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang. susah mau melihat mana yang benar mana yang pesong,

Susah kalau sudah tidak beriman dan tidak mau mengikuti petunjuk Allah dalam Alquran.

Pesong mudah ditentukan dengan menggunakan Alquran sebagai pembeda atau Alfurqan (2.185).

Mereka kata Alquran menjadi salah satu penyeleksi hadis, fakta di lapangan justeru hadis dijadikan penjelasan Alquran, penafsir bagi Alquran, protokol pelaksanaan Alquran dan lain kehebatan istilahnya, mereka tentukan shahih, mutawatir, hasan, daif dan palsu berdasar sanad /perawi.

Sudah teramat jelas dalam 2.185 jika Alquran tidak memerlukan penjelasan, masih juga dicari penjelasan lainnya. Bagi saya hal tersebut merupakan pelanggaran.

antesa wrote:

faried wrote:

antesa wrote:Memanglah susah kalau sudah menjadi kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang. susah mau melihat mana yang benar mana yang pesong,

Susah kalau sudah tidak beriman dan tidak mau mengikuti petunjuk Allah dalam Alquran.

Pesong mudah ditentukan dengan menggunakan Alquran sebagai pembeda atau Alfurqan (2.185).

Mereka kata Alquran menjadi salah satu penyeleksi hadis, fakta di lapangan justeru hadis dijadikan penjelasan Alquran, penafsir bagi Alquran, protokol pelaksanaan Alquran dan lain kehebatan istilahnya, mereka tentukan shahih, mutawatir, hasan, daif dan palsu berdasar sanad /perawi.

Sebagai penyeleksi hadis, Alquran menolak apa yang dinamakan Hadis Rasul, karena Alquran hanya mengenal dua macam hadis, yaitu:

ahsanulhadis = Alquran

lahwalhadis = Selain Alquran, dan termasuk di dalamnya adalah Hadis Rasul.

othman wrote:..
saya tanya saudara binatang apa yg bila di makan akan menyebabkan manusia keracunan dgn berpandukan al quran .

salam atas anda saudara othman
Saya belum mengerti saudara othman, bisa bantu saya?

antesa wrote:

othman wrote:..
saya tanya saudara binatang apa yg bila di makan akan menyebabkan manusia keracunan dgn berpandukan al quran .

salam atas anda saudara othman
Saya belum mengerti saudara othman, bisa bantu saya?

al quran mengatakan semua binatang boleh di makan , saudara setuju?

ada binatang yg beracun , saudara setuju?

othman wrote:

antesa wrote:

othman wrote:..
saya tanya saudara binatang apa yg bila di makan akan menyebabkan manusia keracunan dgn berpandukan al quran .

salam atas anda saudara othman
Saya belum mengerti saudara othman, bisa bantu saya?

al quran mengatakan semua binatang boleh di makan , saudara setuju?

ada binatang yg beracun , saudara setuju?

saya belum jumpa ayatnya kalau Alquran mengatakan semua binatang boleh dimakan, bisa pula anda bantu sebut ayatnya, sekalian binatang beracun.

antesa wrote:

othman wrote:

antesa wrote:

othman wrote:..
saya tanya saudara binatang apa yg bila di makan akan menyebabkan manusia keracunan dgn berpandukan al quran .

salam atas anda saudara othman
Saya belum mengerti saudara othman, bisa bantu saya?

al quran mengatakan semua binatang boleh di makan , saudara setuju?

ada binatang yg beracun , saudara setuju?

saya belum jumpa ayatnya kalau Alquran mengatakan semua binatang boleh dimakan, bisa pula anda bantu sebut ayatnya, sekalian binatang beracun.

sudari tidak memahami madsud saya .

othman wrote:
sudari tidak memahami madsud saya .

LAngsung saja pada pangkal permasalahan saudara Othman, tidak perlu pake teka-teki, sudahpun saya bilang sebelumnya silahkan bantu saya yang mana satu. jangan ragu mengatakannya kalau anda lihat ada kelemahan /cacat Alquran maka itu perlu dijelaskan hadis.

atau saya kasih satu case, hukom perzinahan belum jelas dalam Alquran maka itu perlu penjelasan hadis, iaitu razam bagi pezina sudah kawin. setujukah anda?

antesa wrote:

othman wrote:
sudari tidak memahami madsud saya .

LAngsung saja pada pangkal permasalahan saudara Othman, tidak perlu pake teka-teki, sudahpun saya bilang sebelumnya silahkan bantu saya yang mana satu. jangan ragu mengatakannya kalau anda lihat ada kelemahan /cacat Alquran maka itu perlu dijelaskan hadis.

atau saya kasih satu case, hukom perzinahan belum jelas dalam Alquran maka itu perlu penjelasan hadis, iaitu razam bagi pezina sudah kawin. setujukah anda?

adakah kerana itu maka hukum al quran itu di kata tidak lengkap? apa kata jika ada pendapat yg mengatakan tiada hukum potong tangan dalam al quran bagi kesalahan mencuri .

othman wrote:

antesa wrote:

othman wrote:
sudari tidak memahami madsud saya .

LAngsung saja pada pangkal permasalahan saudara Othman, tidak perlu pake teka-teki, sudahpun saya bilang sebelumnya silahkan bantu saya yang mana satu. jangan ragu mengatakannya kalau anda lihat ada kelemahan /cacat Alquran maka itu perlu dijelaskan hadis.

atau saya kasih satu case, hukom perzinahan belum jelas dalam Alquran maka itu perlu penjelasan hadis, iaitu razam bagi pezina sudah kawin. setujukah anda?

adakah kerana itu maka hukum al quran itu di kata tidak lengkap? apa kata jika ada pendapat yg mengatakan tiada hukum potong tangan dalam al quran bagi kesalahan mencuri .

lengkap atau tidak lengkap tergantung orang mau membelokkan kemana?

apakah kita hendak membahas hukum potong tangan? bagaimana dengan binatang beracun yang saudara maksud sebelumnya?

antesa wrote:

othman wrote:

antesa wrote:

othman wrote:
sudari tidak memahami madsud saya .

LAngsung saja pada pangkal permasalahan saudara Othman, tidak perlu pake teka-teki, sudahpun saya bilang sebelumnya silahkan bantu saya yang mana satu. jangan ragu mengatakannya kalau anda lihat ada kelemahan /cacat Alquran maka itu perlu dijelaskan hadis.

atau saya kasih satu case, hukom perzinahan belum jelas dalam Alquran maka itu perlu penjelasan hadis, iaitu razam bagi pezina sudah kawin. setujukah anda?

adakah kerana itu maka hukum al quran itu di kata tidak lengkap? apa kata jika ada pendapat yg mengatakan tiada hukum potong tangan dalam al quran bagi kesalahan mencuri .

lengkap atau tidak lengkap tergantung orang mau membelokkan kemana?

apakah kita hendak membahas hukum potong tangan? bagaimana dengan binatang beracun yang saudara maksud sebelumnya?

yg pasti samada sesuatu itu ada atau tiada dalam al quran , ia tetap lengkap .

jadi macam mana soalan kita fasal binatang yang menyebabkan keracunan? apa artinya Alquran menghalalkan /tidak mengharamkan kita makan binatang penyebab keracunan? Berpedoman kepada Alquran bikin mudharat pada fasal memakan binatang beracun, begitu maksud saudara? silahkan dijelaskan maksudnya.

Salam,

Al Quran ada memberi petunjuk yang umum dan pentunjuk yang spesifik pada sesuatu perkara. Contohnya, Al Quran suruh kita menyelidik dan berfikir. Kemudian Al Quran ada menyebutkan yang Allah tidak memerintahkan kita buat sesuatu yang mungkar.

Jadi bila menyelidik dan mengetahui ada binatang mempunyai racun seperti ikan buntal, maka berhati-hatilah makan binatang-binatang sebegitu. Kalau boleh elakkan sebab Allah tidak memaksa manusia makan sesuatu yang boleh membahayakan diri sendiri seperti mana Dia tidak memerintahkan kita buat perkara-perkara mungkar.

Al Quran melatih diri agar yakin berjalan. Bila kita sudah yakin berjalan, kita akan tahu bagaimana nak membuat penilaian pada perkara-perkara yang Al Quran tidak spesifikkan.

Sekarang ini, ramai orang Islam tidak mahu jadikan Al Quran pemimpin untuk mereka yakin berjalan dengan kaki sendiri. Akibatnya, perkara-perkara remeh yang Al Quran tidak spefisikkan pun mereka terkial-kial menurut tok guru-tok guru agama mereka. Mereka tidak tahu nak menilai sendiri untuk membezakan nilai-nilai. Seolah-olah mereka seperti budak-budak yang masih mentah tidak tahu membezakan banyak perkara.

5:44. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya petunjuk dan cahaya; dengannya Nabi-Nabi yang menundukkan diri menghakimkan perkara untuk orang-orang Yahudi; seperti dilakukan rabani-rabani (orang-orang yang menguasai), dan habr (ulama agama) yang diperintah untuk memegang Kitab Allah, dan mereka adalah saksi-saksi ke atasnya. Maka janganlah kamu takut kepada manusia, tetapi kamu takutilah Aku, dan janganlah menjual ayat-ayat-Ku untuk harga yang sedikit. Sesiapa yang tidak menghakimkan menurut apa yang Allah menurunkan, maka mereka itulah orang-orang yang tidak percaya (kafir).

Kitab Taurat yang diturunkan Allah digunakan oleh Nabi-nabi pada waktu itu untuk menghakimi perkara bagi kaum Yahudi. Tidak pula Nabi-nabi itu guna sunnah/hadis mereka untuk membuat sebarang hukum. Mereka menundukkan diri untuk menjadikan Taurat sebagai sumber hukum.

5:46. Dan Kami mengutus, menyusuli jejak-jejak mereka, Isa putera Mariam, dengan mengesahkan Taurat yang sebelumnya; dan Kami memberinya Injil, di dalamnya petunjuk dan cahaya, dan mengesahkan Taurat yang sebelumnya, sebagai satu petunjuk, dan satu teguran bagi orang-orang yang bertakwa.

5:47. Maka hendaklah ahli Injil menghakimkan menurut apa yang Allah menurunkan di dalamnya. Sesiapa yang tidak menghakimkan menurut apa yang Allah menurunkan, maka mereka itulah orang-orang fasiq.

Kemudian Allah susuli Taurat dengan penurunan Injil kepada Isa, yang mana Injil mengesahkan Taurat. Seperti pengikut Taurat, secara konsistennya Allah menyuruh pengikut Injil juga berhakim menggunakan Injil. Tidak pula mereka disuruh guna sunnah/hadis Nabi Isa sebagai sumber hukum selain Injil.

5:48. Dan Kami menurunkan kepada kamu Kitab dengan yang benar, yang mengesahkan Kitab sebelumnya, dan mengawalnya. Maka hakimkanlah antara mereka menurut apa yang Allah menurunkan, dan janganlah mengikuti keinginan mereka untuk mengabaikan yang benar yang datang kepada kamu. Bagi setiap kamu, Kami menentukan satu peraturan, dan satu jalan yang terbuka. Sekiranya Allah menghendaki, tentu Dia membuat kamu satu umat; tetapi supaya Dia menguji kamu dalam apa yang Dia memberikan kamu. Maka berlumba-lumbalah kamu dalam kebajikan; kepada Allah kamu kembali, kesemuanya; dan Dia memberitahu kamu apa yang padanya kamu memperselisihkan.

Setelah itu, diturunkan pula Al Quran kepada Muhammad yang turut membenarkan Kitab sebelumnya (Injil dan Taurat). Dan secara konsisten juga Allah suruh Muhammad berhukum menggunakan apa yang Allah turunkan kepadanya iaitu Al Quran. Tidak pula disuruh Nabi guna sunnah/hadis baginda sebagai sumber hukum.

5:49. Dan hakimkanlah antara mereka menurut apa yang Allah menurunkan, dan janganlah mengikuti keinginan mereka, dan berhati-hatilah terhadap mereka, supaya mereka tidak menggoda kamu daripada sebarang apa yang Allah menurunkan kepada kamu. Tetapi jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahawa Allah menghendaki hanya untuk menimpakan kepada mereka kerana sebahagian daripada kesalahan mereka; sesungguhnya kebanyakan manusia fasiq.

Sekali lagi Allah peringatkan Nabi agar berhukum menurut apa yang Allah turunkan, dan jangan ikut keinginan orang-orang yang fasiq itu. Dan Nabi juga disuruh berhati-hati daripada godaan orang musyrik itu untuk menjauhkan Nabi daripada apa yang Allah turunkan.

Umpamanya jika orang musyrik membuat hukuman zina bagi yang sudah berkahwin adalah rejam batu sampai mati, takkanlah Nabi hendak ikut hukuman yang Allah tidak turunkan di dalam KitabNya. Jika nabi ikut juga, bermakna Nabi telah berjaya digoda oleh orang-orang musyrik tersebut.

Jadi, riwayat hadis yang mengatakan hukuman rejam guna batu bagi penzina berkahwin bukannya daripada Nabi, kerana Nabi telah diperintahkan berhakim guna Kitab yang Allah turunkan kepadanya (Al Quran) dan berhati-hati dengan godaan orang-orang kafir tersebut.

Bergetar hati bila diunjukkan ayat-ayat Allah, betapa tiada terkira keagungan kitab Allah. Apakah kita patut lebih bergetar mendengar dongeng hadis daripada ayat Allah? Apakah mereka belum cukup dengan Allah sehingga suka dengan cerita buatan yang seakan nyata dari nabi padahal lebih membuat semakin jauh dari petunjuk Kitab Allah?

Mereka buat dakwaan palsu kononnya Nabi diberikan kuasa mutlak buat hukum sendiri tanpa mengikut apa yang yang Allah turunkan. Mereka terlepas pandang bahawa ayat 5:48 dan 5:49 dengan jelas memerintahkan Nabi berhukum mengikut apa yang Allah turunkan, bukannya mengikut sunnah/hadis nabi.

Sekali lagi, apa yang mereka ada-adakan dapat dipatahkan dengan ayat-ayat Al Quran.