e-mindakita
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Log in

I forgot my password

Who is online?
In total there are 6 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 6 Guests

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 497 on Thu May 06, 2021 1:37 pm
Statistics
We have 950 registered users
The newest registered user is niketan verma

Our users have posted a total of 57793 messages in 1692 subjects
Poll

Negeri Asal Anda

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcap6%Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 6% [ 5 ]
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcap23%Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 23% [ 18 ]
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcap21%Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 21% [ 16 ]
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcap8%Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 8% [ 6 ]
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcap8%Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 8% [ 6 ]
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcap6%Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 6% [ 5 ]
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcap6%Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 6% [ 5 ]
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcap0%Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 0% [ 0 ]
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcap6%Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 6% [ 5 ]
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcap4%Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 4% [ 3 ]
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcap0%Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 0% [ 0 ]
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcap1%Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 1% [ 1 ]
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcap3%Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 3% [ 2 ]
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcap1%Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 1% [ 1 ]
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcap5%Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 5% [ 4 ]

Total Votes : 77

Top posters
Admin (4111)
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcapFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_voting_barFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 
mekganu (3628)
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcapFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_voting_barFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 
Juang (3494)
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcapFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_voting_barFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 
penditaputra (3027)
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcapFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_voting_barFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 
tokkmudim (2844)
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcapFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_voting_barFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 
Kalam (2631)
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcapFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_voting_barFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 
myra_roses (2534)
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcapFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_voting_barFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 
zafran0512 (2315)
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcapFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_voting_barFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 
FeLiSeWoMaN (2310)
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcapFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_voting_barFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 
tajuNM (2159)
Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_lcapFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_voting_barFatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM I_vote_rcap 

Keywords

2010  2012  2013  2011  baqarah  2024  


Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

+11
Juang
tolokminda
othman
faried
PenjunjungEhsan
Zulia
Admin
Adli
slipar
Zahabur
abu_muaz
15 posters

Page 1 of 5 1, 2, 3, 4, 5  Next

Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by abu_muaz Sun Jun 07, 2009 5:50 pm

1. PENYELEWENGAN DARI SUDUT AQIDAH


(a) Menolak Hadith Secara Total Sebagai Sumber Aqidah dan Perundangan Islam

Antara bahan-bahan penulisan mereka yang memuatkan fahaman ini ialah:

(i) Buku “Hadis Satu Penilaian Semula” tulisan Kassim Ahmad:

“Hadis atau Sunnah Nabi suatu ajaran palsu yang muncul antara 200-250 tahun kemudian dan yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad” (Hal. 18)
“Satu daripada kuasa-kuasa palsu yang dipegang oleh umat Islam lebih seribu tahun ialah Hadis/ Sunnah” (hal. 20)
“Kebanyakan hadis merupakan ‘omong kosong’ yang menyesatkan manusia dari jalan Tuhan tanpa pengetahuan” (hal. 91).
“Hadis merupakan pandangan dan pendapat manusia yang tidak terjamin kebenaranya. Ia tidak lebih daripada tekaan dan agakkan” (hal. 112).

(ii) Buku “Hadis Jawapan Kepada Pengkritik” tulisan Kassim Ahmad

"Tesis-tesis saya dalam buku ini ialah bahawa umat Islam telah membelakangkan Quran selama kira-kira 1,000 tahun dan ini telah menyebabkan kejatuhan mereka. Dan bahawa ajaran Hadis/Sunnah sebagai sumber hukum merupakan suatu perkembangan dan ajaran baru yang muncul kira-kira tiga ratus tahun setelah Nabi Muhammad wafat, tanpa izin Nabi, dan tidak mempunyai autoriti dalam Quran dan sejarah". (hal. 12)

(iii) Buku "The Computer Speaks: God's Message to The world" tulisan Dr. Rashad Khalifa

"Hadith and Sunnah are false doctrines, and that we shall uphold Quran, the whole Quran and nothing but the Quran".
"Hadith, Sunnah and regulation made up by various imams are false doctrines sponsored by satan". (hal. 507)

iv) Risalah lqra, Syaaban 1415/Januari 1995

"Imam-imam penulis hadis juga telah membawa fahaman baru, iaitu hadis qudsi: ...............kepercayaan seperti ini tidak lain daripada khurafat yang paling dahsyat". (hal. 3)



ULASAN

Al-Quran dan hadith adalah dua sumber rujukan utama umat Islam di dalam kehidupan mereka di dunia ini.
Al-Quran sendiri telah memperakui kedudukan sunnah. Allah S.W.T. sendiri telah menentukan tugas Rasulullah s.a.w. di dalam menyampaikan syariatnya. Kelahiran sunnah adalah ketetapan dan arahan wahyu Allah. Antara kedudukan sunnah yang dinyatakan oleh Al-Quran:

(i) Al-Quran memperakui bahawa Nabi Muhammad s.a.w. tidak bertutur mengenai Islam berdasarkan hawa nafsu, malah ia adalah wahyu dari Allah, sepertimana firman Allah yang bermaksud:

"Dan ia (Muhammad) tidak memperkatakan (sesuatu yang berhubung dengan agama Islam) menurut kemahuan dan pendapatnya sendiri. Segala yang diperkatakan itu (sama ada Al-Quran atau Hadith) tidak lain melainkan wahyu yang diwahikan kepadanya" (An-Najm ayat 3-4)

(ii) Al-Quran sendiri menyuruh umat Islam menerima segala apa yang dibawa oleh Rasulullah s.a.w. sebagaimana firman Allah S.W.T. yang bermaksud:

“....Dan apa jua perintah yang dibawa oleh Rasuluilah (s.a.w.) kepada kamu, maka terimalah serta amalkan dan apajua yang dilarangnya kamu melakukannya maka patuhilah larangannya ..................... (Al-Hasyr ayat 7)

(iii) Al-Quran mengarahkan supaya mentaati Rasulullah s.a.w. sesudah mentaati Allah S.W.T. dan Baginda merupakan tempat rujukan dalam menyelesaikan sesuatu masalah, sebagaimana firman Allah yang bermaksud:

"Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kepada Rasulullah dan kepada Ulil Amri (orang-orang yang berkuasa) dari kalangan kamu. Kemudian jika kamu berbantah- bantah (berselisihan) dalam sesuatu perkara, maka hendaklah kamu mengembalikannya kepada (kitab) Allah, (Al-Quran) dan (Sunnah) RasuINya,jika kamu benar beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang demikian adalebih baik (bagi kamu) dan lebih elok pula kesudahannya" (An-Nissa' ayat 59)

(iv) Al-Quran meletakkan Rasulullah s.a.w. sebagai pemutus dan penghukum sesudah Al-Quran tanpa boleh memilih hukum yang lain, sebagaimana firman Alla yang bermaksud:

"Dan tidaklah harus bagi orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan apabila Allah dan Rasul-Nya menetapkan keputusan mengenai sesuatu perkara (tidaklah harus mereka) mempunyai hak memilih ketetapan sendiri, mengenai urusan mereka. Dan sesiapa yang tidak taat kepada hukum Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah sesat dengan kesesatan yang jelas nyata" (Al-Ahzaab ayat 36)

Oleh kerana kedudukan sunnah dan Rasulullah s.a.w. itu sendiri memainkan peranan penting dalam menyempurnakan pelaksanaan syariat Allah dengan pengakuan dari Al-Quran, maka sudah tentu pengawasan terhadap Al-Quran akan melibatkan sama pengawasan kepada sunnah Rasulullah s.a.w. Ini bukanlah bererti bahawa kita tidak mengakui tentang lengkapnya Al-Quran, tetapi persoalannya bahawa manusia (umat Muhammad) tidak akan dapat memahami kandungan Al-Quran tanpa penjelasan dan huraian daripada Rasulullah s.a.w. sendiri. Maka antara tugas Rasul itu ialah menerang, menjelas dan menghuraikan segala perintah dan hukum daripada Allah, yang terkandung di dalam wahyu-Nya kepada seluruh manusia. Dengan sebab itu berdasarkan kepada Al-Quran, sunnah itu sendiri, diletakkan sebagai sumber kedua perundangan Islam.

Al-Sunnah dari segi bahasa bermaksud perjalanan, amalan, method atau cara hidup (l). Al-Sunnah juga bermaksud membuka atau merintis jalan sama ada yang baik atau yang buruk (2) Al-Sunnah dari segi istilah Ahli-ahli Hadith ialah apa-apa yang terbit daripada Nabi Muhamad s. a. w. daripada perkataan, perbuatan, pengakuan, sifat, kejadian, akhlak, sejarah sama ada sebelum diutuskan menjadi Rasul atau selepas diutuskan menjadi Rasul (3)

Takrif al-Sunnah di atas juga merupakan takrif Hadith pada pandangan ahli-ahli Hadith. Oleh yang demikian al-Sunnah dan Hadith pada pandangan ahli-ahli Hadith adalah membawa maksud yang sama.

Sebenarnya Hadith telah wujud di zaman Rasulullah. Pada masa Rasulullah s.a.w. Hadith disampaikan melalui:

(i) Pengucapan

Dalam masa menyampaikan Hadith, didapati Rasulullah s.a.w. tidak menentukan tempat tertentu. Walau bagaimanapun sudah menjadi kebiasaan bagi Rasulullah s.a.w. menyampaikan Hadith di masjid dan di rumah Rasulullah s.a.w. sendiri. Oleh kerana apa-apa yang disampaikan begitu penting kepada orang-orang Islam, maka di dalam menyampaikannya, Rasulullah s.a.w.mengulanginya sebanyak tiga kali, supaya apa-apa yang disampaikan itu, senang dihafaz dan diamal oleh para sahabat (4) Sementara bahasa dan nada suaranya pula mengikut keadaan dan suasana. Adakala Rasulullah s.a.w. menyampaikan Hadith dengan nada suara yang tinggi, agar memberi ingatan kepada sahabat bahawa kandungan Hadith itu adalah mustahak dan sebaliknya dalam keadaan tertentu Rasulullah s.a.w. menyampaikan dengan nada suara yang rendah. Ini semua dilakukan supaya menimbulkan keberkesanan kepada orang-orang yang mendengarnya. Dari bukti sejarah ada menunjukkan bahawa pengajaran Hadith bukan sahaja disampaikan kepada kaum lelaki, malah kepada kaum perempuan, walau bagaimanapun penyampaian itu
dilakukan di tempat yang berasingan.

(ii) Catatan

Di samping penyampaian Hadith melalui pengucapan, didapati Rasulullah s.a.w. menyampaikan Hadith melalui catatan iaitu pada masa hayatnya, Rasulullah s.a.w. ada memerintah penulis-penulis baginda menulis surat untuk dihantar kepada pemerintah-pemerintah bukan Islam menyeru mereka kepada agama Islam, surat kepada gabenor-gabenor, ketua-ketua tentera dan membuat surat perjanjian. (5)

(iii) Amalan

Ajaran-ajaran agama Islam yang tersirat dalam Hadith tidak memadai disampaikan melalui pengucapan dan catatan sahaja, malah ia memerlukan contoh teladan daripada Rasulullah s.a.w. sendiri. Berdasarkan hakikat inilah, didapati banyak Hadith menggambarkan bagaimana Rasulullah s.a.w. mengajar para sahabat melakukan sembahyang, melakukan ibadat puasa, haji dan lain-lain lagi. Umpamanya dalam ibadat sembahyang, terdapat Hadith yang menegaskan bahawa orang-orang Islam hendaklah menunaikan sembahyang sepertimana baginda bersembahyang. (6)

Berdasarkan huraian di atas, dapatlah disimpulkan:

Pertamanya Rasulullah s.a.w. menyampaikan Hadith melalui pengucapan, amalan dan penulisan. Kedua, oleh kerana Hadith merupakan sumber yang kedua penting di dalam Islam, para sahabat berusaha sedaya upaya untuk memperolehinya. Ketiga, pada masa ini penulisan dan pengumpulan Hadith secara individu telah berlaku, contohnya; Abdullah bin Amr telah mengumpulkan Hadith dalam satu sahifah: al-Sahifah al-Sadiqah (7)


(b) Menolak Dua Kalimah Syahadah

Kumpulan Anti Hadith ini berfahaman bahawa Dua Kalimah Syahadah yang diucapkan oleh umat Islam adalah dilarang oleh Al-Quran, kerana syahadah yang
diwajibkan hanyalah A'U@ @i JI '9. Antara penulisan-penulisan mereka yang dikenaipasti mengembangkan fahaman ini ialah:

(i) Buku "Hadis Jawapan Kepada Pengkritik Tulisan Kassim Ahmad:

"Quran mengajar syahadah dalam tiga buah ayat, iaitu ayat 18, surah 3 yang menyatakan bahawa Tuhan, para malaikat dan orang-orang yang berilmu bersaksi bahawa "Tiada Tuhan melainkan Allah", Ayat 19, Surah 47 yang menegaskan "Ketahuilah bahawa tiada Tuhan melainkan Allah. "dan ayat 1, Surah 63 yang Membatalkan kenyataan orang-orang munafik yang mendakwa, "Kami bersaksi bahawa Muhammad Rasul Allah".

"Dua kalimah syahadah yang diajar dalam hadis itu bercanggah dengan ayat-ayat di atas" (hal. 141).

(ii) Akhbar Utusan Malaysia 14 Julai, 1995, kenyataan oleh Othman Ali:

"Selain itu, tambahnya, Al-Quran turut menyebut bahawa syahadat itu tiada Tuhan Melainkan Allah sedangkan ulama mengajarkan kepada kita bahawa syahadat itu termasuklah juga bahawa Nabi Muhammad itu pesuruh Allah. Bukan sahaja syahadat kita salah, malah ia juga mengakibatkan sembahyang kita salah kerana menyebut nama Nabi semasa tahiyat awal dan akhir."

(iii) Buku "Pendedahan Kebenaran Adalah Dari TuhanMu-Hadith Di dalam Al-Quran", Oleh Idris Abdul Rahman,

"Beriman kepada Nabi pada mereka bermakna beriman kepada Hadithnya. Mereka gunakan dua kalimah syahadah sebagai bukti mereka. Kata mereka syahadah kepada Allah tidak boleh dipisahkan dari syahadah kepada RasuL Ini sahaja mereka sudah mempersekutukan Allah dengan Rasul seolah-olah Allah tidak boleh berdiri dengan sendirinya." (hal. 316)
abu_muaz
abu_muaz
Pensyarah

Number of posts : 551
Reputation : 0
Credits : 6457
Registration date : 2008-04-19

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by abu_muaz Sun Jun 07, 2009 5:50 pm

ULASAN

Agama Islam dibina di atas lima rukun. Mengucap dua kalimah syahadah adalah rukun Islam yang pertama. Ini telah dijelaskan oleh hadith Nabi s.a.w. yang
bermaksud:

Daripada Ibnu Umar ra. katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Islam itu dibina di atas lima perkara iaitu mengaku bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan bahawasanya Nabi Muhammad s.a.w. Pesuruh Allah, mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji dan puasa di bulan Ramadan". (Riwayat Ahmad, AI Bukhari, Muslim, Tirmidhi dan An Nasa'i)

Sabda Nabi lagi:

Daripada Umar ra. katanya Rasulullah s.a.w. ditanya tentang Islam Ialu baginda menjawab, "Islam ialah engkau menyaksikan bahawa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad itu pesuruh Allah, menditikan sembahyang, menunaikan zaka4 berpuasa di bulan Ramadan dan menunaikan haji jika engkau berkemampuan. Ia berkata "engkau benar “............................” (Riwayat Muslim)


Oleh itu setiap orang yang mengaku dirinya seorang Islam,wajib menerima dan mengakui bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan Nabi Muhammad itu Rasulullah. la wajib memelihara agama Islamnya daripada segala apa yang boleh merosakkannya.

Di dalam Al-Quran sendiri dijelaskan bahawa Nabi Muhammad s.a.w. adalah pesuruh Allah yang diutus kepada sekalian manusia. Ini bertepatan dengan firman
Allah s.w.t. yang bermaksud:

Katakanlah! (Wahai Muhammad): Wahai sekalian manusia! sesungguhnya aku adalah pesuruh Allah kepada kamu semuanya, (diutuskan oleh Allah) yang menguasai langit dan bumi, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang menghidupkan dan mematikan. Oleh itu, berimanlah kamu kepada Allah dan RasuINya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimah-kalimahnya (Kitab-kitabnya) dan ikutilah dia, supaya kamu beroleh hidayah pertunjuk. (Surah Al-A'raaf ayat 158)



(c) Menolak Qada' dan Qadar

Kumpulan ini j@uga menolak kepercayaan kepada Qada' dan Qadar yang merupakan salah satu tonggak keimanan yang wajib dipegang oleh setiap umat Islam. Antara hujah mereka:


(1) ”Kepercayaan kepada takdir yang dipegang oleh kebanyakan umat Islam hari ini dimasukkan ke dalam Rukun Iman dan berasal dari Hadis ............... Kepercayaan ini tidak ada, malah dibantah dalam Quran.................. "Tidakkah fahaman ini melumpuhkan daya kreatif umat Islam dan menjadi punca utama kejatuhan mereka?" (Petikan dari IQRA' Jil. 3/Bil. I., Syaaban 1415/Januari 1995, hal.2)

(2) Faham qada'dan qadar ini sebahagian penting dalam teologi kaum Asy'ariah, berasal dari ajaran kaum stoik, dan dimasukkan ke dalam Hadis, kerana ia tidak terdapat dalam Quran, malah ia anti-Quran". (Petikan dari buku "HADIS JAWAPAN KEPADA PENGKRITIK, Kassim Ahmad hal. 90)

(3) Isu Quran itu sebenarnya saintifik dan rasional Contohnya kepercayaan kepada takdir baik dan jahat itu daripada Tuhan yang dirumuskan dalam hadith itu, bercanggah dengan ajaran Quran dan ditolak oleh Quran yang menggesa manusia bekerja kuat kejalan kebaikan. Pegangan kepada hadis ini merupakan suatu punca besar kejatuhan umat Islam. (Petikan dari cerpen "POLITIK” oleh Kassim Ahmad Dewan Sastera keluaran Feb. 1995 hal. 74)



ULASAN

Beriman dengan Qada'dan Qadar ialah mempercayai bahawa segala undang-undang, peraturan dan hukum hakam yang telah ditetapkan oleh Allah s.w.t. pada azal serta diputuskan hukum itu berlaku seperti yang telah ditetapkan itu.

Allah telah menetapkan bagi tiap-tiap sesuatu perkara itu, ada pendahuluannya dan sebab musababnya serta bagi tiap-tiap satu tujuan ada jalan untuk mencapainya. Dengan yang demikian, sesiapa yang menunggu berhasilnya sesuatu dengan tidak melalui sebab, pendahuluan dan jalan mencapainya yang ditetapkan dan tentukan oleh Allah, ini bermakna ia telah kufur kerana ia tidak beriman kepada Qada' dan Qadar Allah s.w.t.

Dengan penjelasan tersebut, maka orang yang beriman kepada Qada' dan Qadar ini ialah orang yang rajin berusaha dan beramal mengikut undang-undang,
peraturan dan hukum hakam Allah s.w.t. dan giat mencari Qada' dan Qadar yang dapat menjayakan maksudnya.

Qada' dan Qadar adalah salah satu daripada-rukun Iman. Ini dapat dibuktikan melalui hadith Nabi S.A.W. yang bermaksud:

"Daripada Umar ra. katanya "Pada suatu hari datang seorang lelaki dengan berpakaian serba putih, rambutnya hitam, badannya kemas. Lalu ia duduk dan bertanya kepada Nabi Muhammad s.a.w .............. Beritahuku mengenai iman, Lalu Baginda menjawab "Bahawa engkau beriman dengan Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, hari akhirat dan beriman dengan qada' dan qadar ........" (Riwayat Muslim)

Daripada Jabir r.a. bahawa Nabi s.a.w. bersabda:

"Tidak dikira seseorang beriman sehingga ia percaya dan mengakui benarnya Qada' dan Qadar baik dan jahatnya dan sehingga ia menyakini bahawa apa yang ditakdirkan berlaku atau sampai kepadanya, tidak sekali- kali akan menyimpang daripadanya dan apa yang ditakdirkan menyimpang daripadanya, tidak sekali-kali akan berlaku atau sampai kepadanya." (Riwayat Al-Tirmidhi)

Di dalam Al-Quran sendiri telah disebutkan tentang konsep Qada' dan Qadar ini berdasarkan maksud ayat seperti berikut:

"Dan Kami turunkan kepadamu (wahai Muhammad)Kitab (Al-Quran) dengan membawa kebenaran, untuk mengesahkan benarnya Kitab-kitab Suci yang telah diturunkan sebelumnya dan untuk memelihara serta mengawasinya. Maka jalankaniah hukum di antara mereka (Ahli Kitab) itu dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah (kepadamu) dan janganiah engkau mengikut kehendak hawa nafsu mereka (dengan menyeleweng) dari apa yang telah datang kepadamu dari kebenaran. Bagi tiap-tiap umat yang ada di antara kamu, Kami jadikan (tetapkan) sluatu syariat danjalan agama (yang wajib diikuti oleh masing-masing) (al-Maidah: 48)

Katakanlah (wahai Muhammad): "Tidak sekali-kali akan menimpa Kami sesuatu pun melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung yang menyelamatkan kami dan (dengan kepercayaan itu) maka kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal" (at-Taubah: 51)

Sesungguhnya Kami menciptakan tiap-tiap sesuatu menurut takdir (yang telah ditentukan). (al-Qamar: 49)



(d) Memesongkan Pengertian Sebenar Ayat-ayat Al-Quran.

Antara penyelewengan paling nyata yang dilakukan oleh Kumpulan Anti Hadith ini ialah menterjemah dan menafsirkan ayat-ayat Al-Quran mengikut "selera" sendiri tanpa memperhitungkan disiplin ilmu Islam yang sebenarnya. Contoh ayat-ayat yang telah diselewengkan tersebut ialah:


(i) Ayat 12, Surah at-Taghaabun.

Ayat ini telah ditafsirkan dengan maksud bahawa taat kepada rasul bermakna taat kepada wahyu (Quran). Penjelasan mengenai ayat ini dikembangkan oleh Kassim Ahmad, di dalam buku "HADIS JAWAPAN KEPADA PENGKRITIK".

"Ayat ini menerangkan bahawa tugas rasul hanyalah menyampaikan wahyu Allah, iaitu Quran . Jadi, taat kepada rasul bermakna taat kepada Allah yang diwakili oleh rasul-Nya dalam Quran, dan berpegang kepada Quran. Jadi, taat kepada rasul dengan sendirinya bermakna taat kepada Allah dan berpegang kepada Quran".

“Bukti-bukti bahawa inilah makna ungkapan tersebut yang sebenar dapat dilihat dari kegunaan perkataan "rasul" dan bukan Muhammad', dan juga dari banyak ayat Qurlain yang memerintah kita supaya tunduk,berpegang dan patuh hanya kepada Tuhan". (hal. 26 & 27)

(ii) Ayat 114, Surah Hud.

Pengertian ayat ini telah diselewengkan dengan maksud bahawa sembahyang hanya tiga kali sehari, iaitu Subuh, Maghrib dan Isyak.

"Othman memberikan contoh surah II : 114 yang berbunyi:
Dan lakukanlah solat pada dua tepi siang dan awal malam. Ayat ini bermakna sembahyang hanya tiga kali sehari, iaitu Subuh, Maghrib dan Isyak
........ (Petikan dari Utusan Malaysia, 14 Julai 1995 Kenyataan oleh Othman Ali).

(iii) Ayat 15, Surah Toha.

Pengertian ayat ini telah diselewengkan dengan maksud bahawa:
"Saat itu (tamatnya dunia) pasti tiba, Aku hampir-hampir merahsiakannya supaya tiap-tiap diri dibalas mengikut kerjanya” (Petikan dari buku "HADIS JAWAPAN KEPADA PENGKRITIK tulisan Kassim Ahmad hal. 57)

Dengan pentafsiran seperti di atas, Kumpulan Anti Hadith ini mendakwa bahawa tarikh akan berlakunya kiamat tidak menjadi rahsia kepada manusia, malah ianya boleh ditentukan dengan menggunakan kaedah Kod 19 (Lihat Perkara e).
abu_muaz
abu_muaz
Pensyarah

Number of posts : 551
Reputation : 0
Credits : 6457
Registration date : 2008-04-19

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by abu_muaz Sun Jun 07, 2009 5:51 pm

ULASAN

Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir yang diutuskan oleh Allah s.w.t. Ini sebagaimana yang dijelaskan oleh firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

Bukanlah Nabi Muhammad itu (dengan sebab ada anak angkatnya) menjadi bapa sebenar bagi seseorang dari orang lelaki kamu, tetapi ia adalah Rasul Allah dan kesudahan segala Nabi-nabi. (Al-Ahzaab: ayat 40)

Oleh yang demikian adalah menjadi kewajipan kepada setiap individu yang mengaku dirinya seorang Islam, mentaati Allah dan RasuINya iaitu Nabi Muhammad s.a.w. Ketaatan kepada Rasul ini ialah dengan mengikuti dan mentaati ajaran Allah yang dilaksanakan dalam peribadi Nabi Muhammad s.a.w. semasa hidupnya dan selepas wafatnya serta mentaati ajaran yang ditinggalkan iaitu Al-Quran dan al-Sunnah. Ini bertepatan dengan firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

"Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasulullah dan ke"Ulil Amri"(orang yang berkuasa) dari kalangan kamu. Kemudian jika kamu berbantah-bantah (berselisihan) dalam sesuatu perkara, maka hendaklah kamu mengembalikannya kepada (kitab) Allah (Al-Quran) dan (sunnah) RasuINya jika kamu benar beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang demikian adalah lebih baik (bagi kamu) dan lebih elok pula kesudahannya. (An-Nisaa': ayat 59)

Ayat Al-Quran di at'as jelas menyatakan bahawa setiap individu Islam wajib mentaati Rasulullah s.a.w. tanpa berbelah bagi dan mengakui kerasulannya yang
diutuskan oleh Allah sebagai pentafsir kepada Al-Quran. Jika sekiranya timbul sesuatu perselisihan di dalam menyelesaikan sesuatu masalah, perlulah dirujuk kepada Al-Quran dan Sunnah Nabi s.a.w. Inilah garis panduan yang telah diberikan oleh Islam.

Mentafsir ayat-ayat Al-Quran dengan menggunakan akal fikiran sendiri dengan sewenang-wenangnya adalah haram. Ini telah disepakati oleh para ulama,
berdasarkan hadith Nabi s.a.w. yang bermaksud:

Daripada Ibnu Abbas ra katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:

"Sesiapa yang berkata tentang Al-Quran tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan, maka hendaklah ia menempah tempat duduknya di dalam neraka" (Riwayat At-Tirmidhi)



(e) Mempertikaikan Kesahihan ayat-ayat Al-Quran


Selain daripada memesongkan pengertian ayat-ayat Al-Quran, kumpulan ini juga didapati telah mempertikaikan kesahihan ayat 128 dan 129, surah al-Taubah. Kassim Ahmad melalui bukunya "HADIS JAWAPAN KEPADA PENGKIRITIK", ha] 60, pendakwa bahawa terdapat sabotaj dalam penulisan kedua-dua ayat ini kerana ia tidak dapat diselaraskan dengan kod 19.

"Kita tidak boleh meninggalkan bab ini tanpa menyebut suatu lagi pendedahan besar yang telah dibuat oleh Kod 19. Bukhari dan Al-Suyuti (811 T.M.) menyatakan bahawa ketika Khalifah Uthman melantik sebuah suruhanjaya untuk menyemak naskhah-naskhah Quran yang wujud pada waktu itu, termasuk menyemak dengan mereka yang menghafal Quran untuk mengadakan suatu naskhah Quran yang rasmi, suruhanjaya itu mendapati bahawa tiap-tiap ayat Quran disahkan oleh banyak saksi, "kecuali ayat-ayat 128 dan 129, surah 9, ................ Tetapi yang amat memeranjatkan itu bila kita dapati bahawa kedua-dua ayit ini, dari segi huruf, perkataan dan ayat-ditolak oleh Kod 19. Ini bermakna Kod 19 mengesahkan dua kenyataan sejarah oleh Bukhari dan Al-Suyuti yang kita petik tadi bahawa ayat-ayat ini ialah tambahan yang tidak terdapat dalam Quran".



ULASAN

Sumber rujukan umat Islam selepas wafat Rasulullah s.a.w. ialah Al-Quran dan Sunnah. Ini jelas melalui sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud:

Daripada Abu Hurairah r.a., daripada Nabi s.a.w. sabdanya:

"Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang kamu tidak akan sesat selagi kamu berpegang teguh dengan kedua-duanya iaitu kitab Allah (Al-Quran) dan sunnah Rasulullah (s.a.w.)" (Riwayat Malik)

Daripada hadith di atas dapatlah difahami bahawa Kod 19 yang menjadi rujukan utama Kumpulan Anti Hadith adalah bercanggah dengan Islam, kerana Kod 19 bukanlah wahyu daripada Allah, malah ianya teori manusia sahaja sebagai penemuan baru. Berbanding dengan Al-Quran dan hadith, kedua- duanya adalah
daripada wahyu Allah s.w.t. lanya terjamin sehingga hari kiamat. Ini bertepatan dengan firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

"Dan ia (Muhammad) tidak memperkatakan (sesuatu yang berhubung dengan agama Islam) menurut kemahuan dan pendapatnya sendiri. Segala yang diperkatakannya itu itu (sama adaAl-Quran atau hadith) tidak lain melainkan wahyu yang diwahyukan kepadanya. (Surah An-Najm: ayat 3-4)

Kesahihan ayat-ayat Al-Quran tidak perlu diragui dan dipertikaikan lagi kerana ayat-ayat suci Al-Quran tetap terpelihara daripada sebarang bentuk sabotaj,
perubahan dan penyelewengan. Ini bertepatan dengan firman Allah yang bermaksud:

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran dan Kamilah yang memelihara dan menjaganya” (Surah Al-Hijr: ayat 9)

Susunan ayat-ayat Al-Quran di dalam Mashaf Uthman ini adalah benar-benar daripada penyusunan yang dibuat secara "tauqifi" oleh Malaikat Jibril kepada Nabi s.a.w. dan Nabi Muhammad s.a.w. sendiri mentauqifkan pula kepada penulis wahyu. Sebab itu Saidina Uthman apabila ditanya beliau menjawab bermaksud: “Wahai anak saudaraku, aku tidak mengubah sesuatu dari tempatnya" (8). Al-Quran Mashaf Uthman ini juga telah diterima di zaman sahabat sebagai ijma' sahabat tanpa sebarang bantahan dan yakin sampai darjat mutawatir.

Kalau sekiranya kita mempertikaikan kesahihan ayat-ayat Al-Quran, ini menunjukkan kita sendiri tidak berpegang teguh dan mempercayai sepenuhnya terhadap Al-Quran itu sendiri. Sebagai seorang Islam, kita wajib mempercayai kesucian seluruh ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w., sedangkan Kod 19 yang menjadi rujukan kumpulan Anti Hadith tidak terjamin keasliannya, kerana ia adalah hasil pemikiran manusia yang mempunyai batas-batas ilmu yang sangat terhad, malah Allah s.w.t. Maha Mengetahui dan Maha Kuasa terhadap dunia dan segala yang terkandung di dalam alam ini.


(f) Mendakwa Kiamat Akan Berlaku Pada 1710H/ 2280M

Kumpulan Anti Hadith ini juga mendakwa kiamat akan berlaku pada 1710H/2280M berdasarkan kepercayaannya kepada Kod 19. Kenyataan ini terkandung di dalam buku "HADIS JAWAPAN KEPADA PENGKRITIK" tulisan Kasim Ahmad.

"Angka 309 ada disebut dalam Quran dalam konteks yang berkaitan dengan tamatnya dunia dan kiamat. Ini bermakna Quran sendiri mengesahkatarikh tamatnya dunia dan kiamat. Oleh yang demikian, dunia ini akan berakhir 309 tahun Hijrah dari 1400 atau 300 tahun masihi dari 1980 pada 1710 T.H. bersamaan dengan 2280 T.M." (hal. 59)



ULASAN

Tidak ada siapa daripada makhluk Allah yang mengetahui tentang bilakah akan berlakunya Hari Kiamat. Perkara ini adalah termasuk di dalam perkara ghaib yang tidak boleh dicapai oleh pancaindera manusia, juga oleh para malaikat.

Ini bertepatan dengan firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

Katakanlah lagi: "Tiada sesiapapun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib melainkan Allah. Dan tiadalah mereka menyedari bilakah masing-masing akan dibangkitkan hidup semula (sesudah mati). (Surah An-Naml: Ayat 65)


Nabi-nabi dan Malaikat sendiripun tidak mengetahui bilakah berlakunya hari kiamat. Ini sebagaimana yang dijelaskan oleh hadith Nabi s.a.w. yang bermaksud:

Daripada Ibnu Umar ra. katanya Rasulullah s.a.w. ditanya (oleh Malaikat Jibril)
“...... Beritahulah kepadaku tentang hari Kiamat". Nabi berkata: "tidakkah orang yang bertanya lebih mengetahui daripada orang yang ditanya" (Riwayat Muslim)

Allah Maha Berkuasa menentukan bila berlakunya hari kiamat. Manusia tidak dapat meramal waktu dan masanya. Manusia tidak disuruh dan diperintah untuk
meramal hari kiamat. Sebaliknya manusia dituntut supaya memakmurkan bumi Allah ini dengan kerja-kerja kebajikan dan bukannya melakukan perkara-perkara yang boleh membantut pembangunan negara dan seterusnya akan memberi kesan buruk kepada masyarakat kerana mereka akan meramalkan sikap "anti establishment". Sikap seumpama ini amat bercanggah dengan ajaran Islam. Islam menuntut umatnya supaya berlumba-lumba mengerjakan amal kebajikan sebagaimana firman Allah s.w.t.:

"Dan bagi tiap-tiap umat ada arah (kiblat) yang masing-masing menujunya. Oleh itu berlumba-lumbalah kamu mengerjakan kebaikan kerana di mana sahaja kamu berada, maka Allah tetap akan membawa kamu semua (berhimpun pada hari kiamat untuk menerima balasan), sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu”. (Surah Al-Baqarah: ayat 148)

Agama Islam melarang keras umatnya yang menjadi tukang tilik atau menenung nasib seseorang terhadap sesuatu perkara ghaib, kerana perbuatan sedemikian
adalah termasuk di dalam perkara keji dan kotor. Ini jelas diperakui oleh Al-Quran melalui firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

Wahai orang-orang yang beriman! Bahawa sesungguhnya arak dan judi dan pemujaan berhala dan mengundi nasib dengan batang-batang anak panah, adalah (semuanya) kotor (keji) dari pesyaitan. Oleh itu hendaklah kamu menjauhinya supaya kamu berjaya”. (Surah al-Maidah: ayat 90)

Kita sebagai manusia biasa seharusnya insaf dan sedar bahawa kita ini semuanya hamba Allah s.w.t. yang dikurniakan oleh Allah ilmu-ilmu.yang terbatas sahaja dan tidak mampu untuk menjangkau dan memiliki alam ghaib dan sepatutnya kita akur dan tawadhu' bahawa Allah s.w.t. sahaja yang Maha Berkuasa di dalam perkara ini.

(g) Menolak Berlakunya Siksaan Kubur Selepas Mati

Kumpulan Anti Hadith ini juga didapati menafikan berlakunya perkara 'ghaib selepas mati', contohnya seperti siksaan kubur selepas mati kerana ia tidak disebut di dalam Al-Quran dan hadith-hadith mengenainya adalah palsu belaka.

Contohnya:

"Hamdan takjumpa dalam Quran. Ajaran ada siksa kubur menunjukkan seolah-olah nabi mengajar yang Tuhan itu tak adil dan zalim. Dia melaksanakan hukuman sebelum dihukum atau didengar dan dibuktikan apa-apa kesalahan. Ini semua Hadith Palsu" (Petikan dari buku "PENDEDAHAN KEBENARAN ADALAH DARI TUHAN MU-HADITH DI DALAM AL-QURAN" Idris Abdul Rahman, hal. 269)

Penolakan ini dinyatakan oleh KASSIM AHMAD sendiri melalui akhbar UTUSAN MALAYSIA 14 OGOS 1995:

"Allah tidak akan menghukum manusia sebelum dibicarakan di Padang Mahsyar. Mati ibarat tidur dan jangka waktu di antara mati dengan hari pembalasan bagi mereka (yang sudah mati) adalah terlalu cepat".



ULASAN

Kubur ialah tempat perhentian yang pertama di antara tempat-tempat perhentian alam akhirat yang juga dinamakan "Alam Barzakh", tempat seseorang akan
mendapati apa yang dijanjikan dalam hadith di bawah ini menjadi kenyataan kepadanya iaitu:

Daripada Uthman bin Affan r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda, "Sesungguhnya kubur ialah tempat perhentian yang pertama dari tempat-tempat perhentian alam akhirat. Oleh itu jika seseorang terselamat dari huru-hara azabnya, maka huru-hara di tempat lain lebih ringan lagi kepadanya dan jika ia tidak terselamat dari yang tersebut, maka huru- hara di tempat-tempat yang lain lebih berat lagi. (Riwayat At-Tirmidhi dan Ibnu Majah)


Menyakini adanya siksaan kubur selepas mati adalah termasuk sebahagian daripada perkara-perkara samiyyat iaitu beriman dengan perkara-perkara ghaib. Adanya siksaan kubur selepas mati adalah perkara benar dan tetap akan berlaku kepada orang yang telah menghembuskan nafasnya yang terakhir. Seseorang yang telah meninggal dunia, tidak akan terlepas daripada siksaan kubur. Ini bertepatan dengan hadith Nabi s.a.w. yang bermaksud:

Daripada Abu Hurairah r.a. katanya, Rasulullah bersabda:

"Mintalah kamu perlindungan kepada Allah dari azab kubur .............” (Riwayat Al-Bukhari, Tirmidhi dan an-Nasa'i)

Sabdanya lagi yang bermaksud:

Daripada Ummi Mubasysyir r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Mintalah kamu perlindungan kepada Allah daripada azab kubur, sesungguhnya mereka itu sedang diazab di dalam kubur mereka dengan suatu azab yang dapat didengari oleh haiwan-haiwan." (Riwayat Ahmad dan At-Tabrani)

Sabda baginda lagi yang bermaksud,

Dari Al-Bara'bin Aazib ra. katanya, "Kami telah keluar bersama-sama Nabi s.a.w. mengiringi jenazah seorang lelaki dari kaum Ansar, Ialu kami sampai dikuburnya yang disediakan. Rasullah s.a.w. pun duduk. Lalu kami duduk disekelilingnya dengan keadaan tidak bergerak dan membisu, manakala Baginda s.a.w. pula mencucuk- cucuk tanah dengan seranting kayu yang ada ditangannya. Setelah itu Baginda s.a.w. mengangkat kepalanya Ialu bersabda, "Mintalah kamu perlindungan kepada Allah dari azab kubur (diulangi sabdanya itu) dua atau tiga kali ...........” (Riwayat Ahmad, Abu Daud, An-Nasa'i dan Ibnu Majah)



(h) Menafikan Kedudukan Nabi Adam Sebagai Manusia Pertama Ciptaan Allah s.wt.

Kassim Ahmad, juga menafikan tentang kejadian Nabi Adam, seperti mana dakwaannya yang disiarkan oleh Akhbar UTUSAN MALAYSIA, 14 Ogos 1995:

“............. NabiAdam bukanlah manusiapertama secara mutlak yang dicipta oleh Tuhan tetapi ia lebih merujuk kepada tiga konsep. Pertama, jelas Dr. Kassim Ahmad, Adam melambangkan manusia, kedua, ia mewakili masyarakat awal tamadun manusia dan ketiga, mewakili rasul-rasul yang pertama dalam masyarakat mereka".

"Sehubungan dengan itu, tambahnya lagi, manusia pertama dicipta oleh Tuhan sebenarnya wujud di beberapa tempat dan mereka boleh dianggap sebagai Adam".

"Ini benda yang belum pasti Adam bukan ada di satu tempat. Ia ada di beberapa tempat. Manusia yang asal, kita kata Adam dan orang yang menjadi guru yang Allah hantar untuk mereka, juga kita namakan Adam".



ULASAN

Di dalam Al-Quran jelas menyatakan tentang sejarah asal usul kejadian manusia pertama yang diciptakan oleh Allah s.w.t. sebagaimana firmannya di dalam surah Al-Hijr ayat 28- 29 yang bermaksud:

"Sesungguhnya Aku hendak menciptakan manusia dari tanah liat yang kering, yang berasal dari tanah kental yang berubah warna dan baunya. Kemudian apabila Aku sempurnakan kejadiannya, serta Aku tiupkan padanya roh dari (ciptaan)Ku, maka hendaklah kamu sujud kepadanya. (Al-Hijr, ayat 28-29)

Di dalam hal ini, Rasulullah s.a.w. ada bersabda yang bermaksud:

"Kamu semua adalah anak Keturunan Nabi Adam dan Adam dijadikan daripada tanah ......... “. (Riwayat Al-Bazzar)

Seluruh agama samawdi dunia ini, mengakui Nabi Adam adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah s.w.t. Perkara ini adalah benar dan diperakui sendiri oleh Al-Quran. Kalau sekiranya kita berpegang teguh dengan Al-Quran, sewajamya kita menerima dan mengakui bahawa Nabi Adam adalah daripada ciptaan Allah. Kalau sekiranya kita tidak mempercayai perkara ini, dengan sendirinya kita tidak percaya kepada Al-Quran dan secara tidak langsungnya kita telah terang-terang menolak Al-Quran itu sendiri. Sebagai seorang Islam, kita wajib beriman dengan Al-Quran dan segala isi kandungannya.

(i) Menolak Kemaksuman Para Nabi

Fahaman ini telah dicetuskan oleh Dr. Rashad Khalifa melalui buku "THE COMPTJTER SPEAKS: GOD'S MESSAGE TO THE WORLD".

"And that Mohammad the man committed many mistakes". (hal: 507)

Idea yang menyeleweng ini diperkukuhkan lagi oleh Kassim Ahmad melalui buku "HADIS JAWAPAN KEPADA PENGKRITIK"

"Jika para nabi itu maksum, mereka bukan lagi manusia. Jika mereka bukan manusia, bolehkah mereka menjadi teladan kepada manusia"? (Hal: 48)
abu_muaz
abu_muaz
Pensyarah

Number of posts : 551
Reputation : 0
Credits : 6457
Registration date : 2008-04-19

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by abu_muaz Sun Jun 07, 2009 5:51 pm

ULASAN

Allah s.w.t. telah memilih pada masa-masa yang Ialu, Nabi dan Rasul untuk menyampaikan perintah-perintahnya, kepada manusia agar manusia memperolehi
kebaikan di dunia dan di akhirat. Kita wajib mempercayai bahawa Allah s.w.t. mengutus para Nabi dan Rasul untuk memberi bimbingan kepada seluruh umat
manusia, tetapi di dalam menyampaikan dakwah para Nabi dan Rasul selalu mendapat tentangan daripada kaumnya.

Nabi ialah seorang manusia lelaki yang merdeka yang diwahyukan oleh Allah s.w.t. kepadanya, supaya dia melakukan perbuatan yang baik hanya untuk dirinya
sendiri. Dia tidak pula disuruh untuk menyampaikan kepada orang lain. Faedahnya mereka diutus supaya menjadi teladan kepada kaumnya.

Sedangkan Rasul iaitu seorang manusia lelaki merdeka yang di wahyukan oleh Allah s.w.t. supaya dia beramal untuk dirinya sendiri kemudian menyampaikan wahyu Allah s.w.t. itu kepada kaumnya. Oleh sebab itu tidaklah Nabi itu Rasul, tetapi setiap Rasul adalah Nabi.

Segala yang disampaikan oleh Rasul bukanlah daripada emosi dan rekaanya semata-matanya bahkan daripada wahyu Allah s.w.t. Ini bertepatan dengan firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

"Dan ia tidak memperkatakan (sesuatu yang berhubung dengan ugama Islam) menurut kemahuan dan pendapatnya sendiri. Segala yang diperkatakan itu (sama ada Al-Quran dan Hadith) tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya. (An-Najm, ayat 3-4)

Para nabi dan Rasul adalah manusia biasa, Mereka makan, minum, tidur, berkahwin, bekerja dan sebagainya, tetapi mereka mempunyai kedudukan yang istimewa di sisi Allah, kerana Para Rasul ditugaskan oleh Allah untuk menyampaikan segala suruhan dan perintah Allah serta larangan-Nya kepada makhluk Allah.

Nabi Muhammad s.a.w. adalah seorang Nabi dan Rasul terakhir. Baginda juga adalah manusia biasa. Tidak ada lagi Nabi-nabi dan Rasul selepas Baginda. Baginda adalah termasuk dalam kategori "Ulul Azmi" yang paling tinggi darjatnya di kalangan para Nabi kerana paling banyamenerima ujian Allah. Gelaran ini diberikan juga kepada Nabi Noh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa.

Para Nabi dan Rasul dikurniakan Allah dengan sifat “maksum" terpelihara daripada melakukan sebarang kejahatan dan dosa. Ini dapat dibuktikan melalui
Al-Quran mengenai keunggulan peribadi Nabi Muhammad, yang diutuskan oleh Allah ke dunia ini, yang menjadi contoh teladan kepada umat manusia, sepertimana firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

"Demi sesungguhnya adalah bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik iaitu bagi orang yang sentiasa mengharapkan (keredaan) Allah dan (balasan baik) hari akhirat, serta ia pula menyebut dan mengingati Allah banyak-banyak (dalam masa susah dan senang)" (Al-Ahzaab: ayat 21)

Para Nabi dan Rasul mempunyai berbagAl-bagai keistimewaan dan mukjizat yang dikumiakan oleh Allah s.w.t. kepada mereka, berbanding dengan kita manusia sebagai hamba Allah yang tidak ada langsung mukjizat yang boleh mengatasi orang lain. Yang kita ada hanyalah akal fikiran yang diberikan oleh Allah supaya kita tunduk dan patuh kepada segala ajaran Al-Quran dan juga menghayati Sunnah Rasullah s.a.w. Nabi Muhammad s.a.w. diberikan tugas oleh Allah s.w.t untuk menyampaikan syariatnya seperti firman Allah yang bermaksud:

Wahai sekalian umat manusia! Sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Allah (Muhammad s.a.w.) dengan membawa kebenaran dari Tuhan kamu, maka berimanlah kamu (kerana yang demikian itu) amatlah baiknya bagi kamu. Danjika kamu kufur ingkar (maka kekufuran kamu itu tidak mendatangkan kerugian apa-apa kepada Allah, kerana sesungguhnya bagi Allah jualah segala yang ada di langit dan di bumi; dan Allah sentiasa Mengetahui, lagi Maha Bijaksana. (An-Nisaa": 170)

Oleh itu, berimanlah kamu kepada Allah dan kepada RasuINya serta kepada penerangan cahaya Al-Quran yang Kami turunkan. Dan (ingatlah) Allah Amat Mendalam PengetahuanNya akan segala yang kamu kerjakan. (At-Taghaabun: 8)

"Sesungguhnya aku ini ialah Rasul yang amanah, (yang diutus oleh Allah) kepada kamu" (Asy-Syuaraa': 107)






(2) PERCANGGAHAN DARI SUDUT SYARIAH


(a) Menolak Pensyariatan Sembahyang

(i) Di dalam beberapa penulisan mereka, kumpulan ini mendakwa bahawa melaksanakan syariat Islam cukup dengan Al-Quran sahaja, contohnya dalam kaifiat melaksanakan ibadat sembahyang. Umat Islam tidak perlu merujuk kepada amalan Rasulullah kerana amalan sembahyang telah pun ada sejak zaman Nabi Ibrahim. Oleh yang demikian kita boleh melakukan sembahyang dengan cara meniru cara datuk nenek kita melakukannya mengikut cara asal Nabi Ibrahim, Ismail, Yaakub, Musa, Isa dan pengikut-pengikut mereka. Disebabkan Al-Quran tidak menyebutkan perincian, maka cara melakukannya bolehlah dengan akal dan perundingan". (* Fakta ini dipetik dari buku HADIS JAWAPAN KEPADA PENGKRITIK, Kassim Ahmad-hal. 40-41)

(ii) Mengikut hadis, perintah sembahyang diterima oleh Nabi Muhammad di dalam perjalanan "Malam Isra' dan Mikraj" di mana cerita-cerita hadis menggambarkan beliau tawar menawar dengan Tuhan tentang bilangan waktu sembahyang untuk umat Islam dengan Nabi Musa sebagai penasihat beliau: Nyatakan ini satu cerita rekaan untuk menyedapkan telinga yang mendengar. (Petikan dari buku HADIS SATU PENILAIAN SEMULA tulisan Kassim Ahmad-hal. 99).

(iii) Proses pensyariatan sembahyang ini kemudiannya telah diselewengkan lagi oleh Othman Ali, penulis buku BACAAN yang mengatakan bahawa. "Ayat ini bermakna sembahyang hanya tiga kali sehari iaitu Subuh, Maghrib dan Isyak, tapi ulamak mengajar kita sembahyang lima kali sehari. Ini satu pembohongan,"jelasnya.
Sembahyang juga, kata beliau minimumnya satu rakaat sahaja dan umat Islam juga boleh menggunakan apa sahaja bahasa semasa menunaikannya,
termasuk semasa membaca surah al-Fatihah.
(Petikan dari Utusan Malaysia 14 Julai, 1995)
abu_muaz
abu_muaz
Pensyarah

Number of posts : 551
Reputation : 0
Credits : 6457
Registration date : 2008-04-19

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by abu_muaz Sun Jun 07, 2009 5:52 pm

ULASAN

lbadat sembahyang adalah rukun Islam yang kedua. Setiap orang yang mengaku dirinya seorang Islam, wajib mendirikan sembahyang, kerana ia adalah daripada perintah Allah s.w.t. Di dalam Al-Quran banyak ayat-ayat yang menyebut mengenai perkara tersebut. Antaranya yang bermaksud:

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya; Dialah yang memilih kamu (untuk mengerjakan suruhan ugamanya); dan ia tidak menjadikan kamu menanggung sesuatu keberatan dan susah payah dalam perkara ugama, ugama bapa kamu Ibrahim: Ia menamakan kamu "orang-orang Islam" semenjak dahulu dan di dalam (Al-Quran) ini, supaya Rasulullah ( Muhammad ) menjadi saksi yang menerangkan kebenaran perbuatan kamu, dansupaya kamu pula layak menjadi orang-orang yang memberi keterangan kepada umat manusia (tentang yang benar dan yang salah). Oleh itu, dirikanlah sembahyang, dan berilah zakat, serta berpegang teguhlah kamu kepada Allah! Dialah Pelindung kamu. Maka (Allah yang demikian sifatNYA) Dialah sahaja sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Pemberi pertolongan. (Al-Hajj: 78)

Di dalam Al-Quran tidak disebut mengenai cara mendirikan sembahyang. Disinilah peranan hadith yang dapat menerangkan cara bagaimana sembahyang itu
didirikan.

Cara mendirikan sembahyang hendaklah kita mengikut cara Nabi Muhammad s.a.w. mengerjakannya, sebagaimana sabda baginda yang bermaksud:

"Sembahyanglah kamu sebagaimana kamu melihat aku bersembahyang" (Riwayat al-Bukhari)

lbadat sembahyang yang dikerjakan dengan akal dan perundingan serta menggunakan apa sahaja bahasa, tidak akan diterima dan ditolak Allah s.w.t. kerana
rnereka-reka sesuatu yang bertentangan dengan syariat yang telah ditentukan oleh s.w.t. adalah dianggap "bidalah". Ini sebagaimana yang dinyatakan oleh hadith
Nabi s.a.w. yang bermaksud:

Daripada Aishah r.a. katanya. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesiapa yang melakukan sesuatu amalan yang bukan daripada suruhan Kami, maka ianya ditolak" (Riwayat Ahmad dan Muslim)

lbadat sembahyang yang difardukan ke atas umat Islam ialah sebanyak lima waktu sehari sernalam. Ini telah disepakati oleh para ulama berdasarkan firman Allah s.w.t yang bennaksud:

"Dan dirikanlah sembahyang (wahai Muhammad) engkau atau umatmu, pada dua bahagian siang (pagi dan petang) dan pada ketika-ketika yang berhampiran dengannya dari waktu malam. Sesungguhnya amal-amal kebajikan (terutama sembahyang) itu menghapuskan kejahatan. Perintah-perintah Allah yang demikian adalah menjadi peringatan bagi orang-orang yang mahu beringat". (Surah Hud: 114)

"Dirikanlah olehmu sembahyang ketika gelincir matahari hingga waktu gelap malam, dan (dirikanlah) sembahyang subuh. Sesungguhnya sembahyang subuh itu adalah disaksikan (keistimewaannya). (Surah Al-Israa': 78)

"Peliharalah kamu (kerjakanlah dengan tetap dan sempurna pada waktunya) segala sembahyang fardu, khasnya sembahyang WUSTA (Sembahyang Asar) dan berdirilah kerana Allah (dalam sembahyang kamu) dengan taat dan khusyu'. (Surah Al-Baqarah: 238)

Hadis Isra' dan Mikraj yang bermaksud:

Daripada Ibnu Abbas r.a. katanya:
"Daripada Nabi s.a.w.: Jibril telah datang dua kali ke Baitullah menemui Rasulullah s.a.w. dan sembahyang bersama Jibril iaitu Sembahyang Zohor pada hari pertama ketika gelincir matahari dan SembahyangAsar diwaktu nampak bayang-bayang dan bersembahyang Maghrib ketika hilang matahari dan Sembahyang Isyak ketika hilang syafaq merah dan Sembahyang Subuh ketika terbit fajar. Dan mengharamkan makan dan minum kepada orang yang berpuasa setelah terbit fajar ..........” (Riwayat Ahmad, Abu Daud, Al-Tirmidhi dan Al-Hakim)

Daripada penjelasan di atas dapatlah difahami bahawa ibadat sembahyang adalah sebanyak lima waktu bukannya tiga waktu sepertimana yang didakwa oleh
Kumpulan Anti Hadith ini.

(b) Menolak Ketetapan Hukum Fiqh Islam Tentang "Aurat Wanita"

Kumpulan Anti Hadith ini juga didapati menolak ketetapan yang telah disyariatkan oleh islam tentang 'Aurat Wanita' yang wajib dipelihara dan diikuti oleh setiap
umat Islam:

(i) “............ wanita Muslim boleh memakai apa sahaja pakaian walaupun mendedahkan anggota-anggota berkenaan dengan syarat ia hendaklah bersopan dan tidak menyalahi adat serta budaya masyarakat setempat. Aurat ialah menutup bahagian sulit yang apabila kita dedahkan menjadi sumbang kepada masyarakat. Tanda tentang auialah wuduk. Semasa wuduk, Allah menyuruh kita membasuh muka, tangan dan menyapu kepala. Maknanya kepala itu tidak ditutup, kerana kalau kepala ditutup, tentu Tuhan tidak menyuruh kita menyapunya" (Petikan dari Akhbar Utusan Malaysia14 Ogos 1995, kenyataan oleh Kassim Ahmad).

(ii) "Surah An-Nur, ayat 31 menyuruh wanita menutup dada dan bukan kepala mereka. Surah al-Ahzabjuga menjelaskan lagi hal yang sama "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isted, anak-anak perempuan dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka menutup baju luar mereka ke seluruh badan mereka. Dengan begitu, mereka lebih mudah untuk dikenal dan mereka tidak diganggu ...........

Ayat ini juga menyuruh tutup badan sahaja dan bukan kepala. Apabila kepala ditutup, tambahan dengan memakai purdah, tentulah susah dikenali". (Petikan daripada surat Pn. Kalsom Abd. Rahman (isteri kepada Wadan Kassim) yang telah dikemukakan kepada BAHEIS pada 15-12-1994).



ULASAN

Di dalam Al-Quran, surah an-Nur, ayat 31 dengan jelas menyatakan bahawa aurat wanita ialah keseluruhan tubuh badannya kecuali muka dan kedua tapak
tangannya sebagaimana firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram) dan memelihara kehormatan mereka dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka ..............” (Surah An-Nur, ayat 31)

Ayat ini menjelaskan bahawa wanita Islam bukan sahaja diperintahkan supaya menyekat pandangan mereka daripada melihat yang haram dan menjaga
kehormatannya daripada melakukan zina dan lain-lainnya, tetapi juga diharamkam mendedahkan tubuhnya kepada lelaki yang bukan mahramnya, kecuali anggota tubuhnya yang zahir iaitu bulatan muka dan kedua tapak tangan (9).

Oleh yang demikian, tafsiran mengikut selera sendiri yang menyatakan bahawa aurat ialah bahagian sulit sahaja dan tanda tentang aurat ialah wuduk, iidak boleh
diterimapakai untuk dijadikan amalan hidup umat Islam di negara ini, kerana ia telah bercanggah dan bertentangan dengan ajaran Islam yang terkandung di dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah s.a.w.

Di dalam hadith Nabi Muhammad s.a.w. diterangkan dengan jelas; mengenai aurat wanita ini sebagaimana sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud:

Daripada Aishah r.a. katanya bahawa Asma'binti Abu Bakar pernah masuk ke rumah Nabi dengan berpakaian jarang sehingga nampak kulitnya. Kemudian Baginda berpaling dan bersabda "Wahai Asma', sesungguhnya seseorangperempuan, apabila sudah datang waktu haid, tidak boleh diperlihatkan tubuhnya melainkan ini dan ini (sambil ia menunjukkan muka dan kedua tapak tangannya. (Riwayat Abu Daud)



(3) PERCANGGAHAN DARI SUDUT AKHLAK


(a) Menghina Peribadi dan Kedudukan Rasulullah s.a.w.

Antara contoh penghinaan tersebut yang dimuatkan dalam penulisan mereka ialah:

(i) "Cuba saudara beri maksud, apabila saudara membaca semasa bertahyat, Betulkah Allah memerintah kita mengucapkan assalamualaikum kepada Nabi semasa Allah memerintah kita BERSOLAT dengannya? Agak-agak saudara apabila memberi salam kepada Nabi Muhammad semasa kita BERSOLAT dengan Allah, Nabi boleh membalas balik SALAM kita atau tidak?" (Petikan surat daripada A. Manan Harun kepada Datuk Abu Hasan Din, 5 Ogos, 1989).

(ii) "Adakah Nabi Muhammad seorang manusia yang berakhlak tinggi, setelah berjuang selama 23 tahun menyeru manusia kepada agama tauhidyang diajar oleh semua nabi, menyuruh umat Islam mengucap dua kalimah syahadah yang mengutamakan beliau sendiri mengatasi nabi-nabi lain?"

"Menyebut nama Nabi Muhammad dalam kalimah syahadah melanggar perintah Tuhan yang menegah kita daripada membeza-bezakan di antara rasul-rasuINya (rujuk 2:285)". (Petikan daripada IQRA'. Jil. 3/Bil. 3) (Muharram 1416H/1995M, hal. 3)

(iii)"Rasul (Muhammad) adalah sama seperti posmen dan dia adalah manusia biasa, tidak perlu didewa-dewakan atau dipertuhankan". (Petikan daripada surat Pn. Kalsom Abd. Rahman isteri kepada Wadan Kassim) yang telah dikemukakan kepada BAHEIS PADA 15-12-94)
abu_muaz
abu_muaz
Pensyarah

Number of posts : 551
Reputation : 0
Credits : 6457
Registration date : 2008-04-19

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by abu_muaz Sun Jun 07, 2009 5:52 pm

ULASAN

Nabi Muhammad s.a.w. adalah Nabi dan Rasul terakhir. Baginda mempunyai peribadi dan akhlak yang terunggul yang diutuskan oleh Allah untuk menjadi contoh teladan kepada umat manusia sebagaimana firman Allah yang bermaksud:

Demi sesungguhnya, adalah bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik, iaitu bagi orang yang sentiasa mengharapkan (keredhaan) Allah dan (balasan baik) hari akhirat, serta ia pula menyebut dan mengingati Allah banyak-banyak (dalam masa susah dan senang). (Al-Ahzaab: 21)

Firman Allah s.w.t. lagi yang bermaksud:
"Dan bahawa sesungguhnya engkau mempunyai akhlak yang sangat-sangat mulia'. (Al-Qalam: 4)

Sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud:
"Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang baik" (Riwayat Malik)

Di dalam Al-Quran sendiri dijelaskan bahawa Allah sendiri dan para Malaikat berselawat sebagai penghormatan ke atas Nabi Muhammad s.a.w. sebagaimana
firman Allah yang bermaksud:

Sesungguhnya Allah dan MalaikatNya berselawat (memberi segala penghormatan dan kebaikan) kepada Nabi (Muhammad s.a.w.), wahai orang yang beriman, berselawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam sejahtera dengan penghormatan yang sepenuhnya". (Al-Ahzaab: 56)

Sebagai seorang utusan Allah kepada umat manusia, Nabi Muhammad s.a.w. diiktiraf oleh Allah di dalam Al-Quran sebagai manusia teladan yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan mulia. Perkara seumpama ini tidak perlu disangsikan lagi dan Al-Quran sendiri menyuruh umatnya supaya meneladani dan mengikuti contoh akhlak Nabi Muhammad s.a.w. yang menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.

Oleh yang demikian setiap orang Islam wajib beriman kepada Rasulullah s.a.w. dan menerima serta menurut hukum hakam dan tunjuk ajar Rasulullah s.a.w.
Kedudukannya sebagai seorang Rasul tidak perlu diragui dan dipertikaikan. Ini dijelaskan oleh hadith Rasulullah s.a.w. yang bermaksud:

Dari Abu Hurairah ra. katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda, "Demi Tuhan yang diri Muhammad di dalam kekuasaannya! tidak ada seseorangpun dari umat manusia ini sama ada Yahudi atau Nasrani yang mendengar akan perihalku (menjadi utusan Allah) kemudian ia mati sedang ia tidak beriman dengan (agama Islam) yang aku diutus membawanya melainkan ia dari ahli neraka". (Riwayat Muslim)

Mengikut pendapat ijma' ulama' bagi keempat-empat mazhab, orang yang mencaci dan menghina Rasulullah s.a.w. adalah murtad dan hukumnya dibunuh.

(b) Mencerca dan Memfitnah Para Ulama

Kumpulan Anti Hadith ini juga sering kali mencerca dan memfitnah para ulama dengan berbagai tuduhan melalui penulisan-penulisan mereka. Contohnya:

(i) "Seperti Samiri yang telah menggunakan ‘berhala anak lembu'yang telah dibentuk atas arahannya untuk menyesat dan menindas umat Nabi Musa, begitu juga ulama hadith yang lampau ini telah menyesat dan menindas umat Muhammad dengan menggunakan 'Hadith Nabi rekaan mereka. Melalui ajaran mereka, orang-orang Islam telah menjadi orang-orang Musyrik penyembah berhala atau penyembah ulama yang telah membentuk hukum-hakam rekaan mereka melalui apa yang mereka katakan sebagai hadith Nabi. Bukanlah berhala anak lembu yang telah menyesatkan umat Nabi Musa bahkan Samiri. Dan bukanlah Hadith Nabi yang telah menyesatkan umat Nabi Muhammad bahkan ulama hadith yang lampau ini". (Petikan dari buku "PENDEDAHAN KEBENARAN ADALAH DARI TUHAN MU-HADIS DI DALAM AL-QURAN", Idris Abdul Rahman, hal. 147)

(ii) "Seperti yang diberitakan, RM3 juta wang rakyat digunakan untuk pelajar negeri Kelantan saja yang di peringkat darjah enam ke bawah supaya mereka mahir melagu-lagukan Al-Quran sebagai syair. Wang RM3 juta itu tentunya aka'n masuk ke dalam saku guru-guru syair. Apabila umat sudah mempelajari Al-Quran, ulama akan kehilangan pengaruh dan fungsi mereka. Agama tidak akan menjadi punca rezeki yang lumayan lagi". (Petikan dari akhbar Berita Harian 14 Julai 1995, tulisan Wadan Kassim, hal. 10).

Selain daripada itu merekajuga memfitnah para ulama melalui ayat Al-Quran dengan memesongkan pengertian ayat tersebut, contohnya:

"Dalam hal ini Al-Quran mengatakan: "Wahai orang beriman sesungguhnya kebanyakan pendita-pendita dan alim ulama itu memakan harta manusia dengan cara yang palsu (batil) dan mereka menghalang orang daripada jalan Allah”. (Petikan dari akhbar Berita Harian 14 Julai 1995, tulisan Wadan Kassim, hal. 10).



ULASAN

Umat Islam adalah umat yang terkenal sebagai umat yang paling baik. Ini telah diperakukan sendiri oleh Allah s.w.t. di dalam surah Aali 'Imran ayat 110 yang
bermaksud:

"Kamu (wahai umat Muhammad) adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi (faedah) umat manusia (kerana) kamu menyuruh berbuat segala perkara yang baik dan melarang daripada segala perkara yang salah (buruk dan keji) serta kamu pula beriman kepada Allah (dengan sebenar iman) ....... (Ali 'Imran ayat 1 10)

Di antara ciri-ciri umat Islam yang paling baik ialah dari segi akhlaknya. Islam mengajar umatnya supaya menghayati akhlak mulia umpamanya mengamalkan sifat hormat menghormati di antara satu sama lain lebih-lebih lagi terhadap para ulama, kerana para ulama ini adalah pewaris Nabi-nabi. Ini bertepatan dengan firman Allah yang bermaksud:

Dan demikian pula di antara manusia dan binatang-binatang yang melata serta binatang-binatang ternak, ada yang berlain-lain jenis dan warnanya. Sebenarnya yang menaruh bimbang dan takut (melanggar perintah) Allah dari kalangan hamba-hambanya hanyalah orang yang berilmu. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa lagi Maha Pengampun. (Faatir: 28)

Sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud:

Daripada Ali r.a. katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda "Para ulama adalah ibarat lampu-lampu yang menerangi bumi dan merupakan khalifah-khalifah para Nabi dan pewarisku dan pewaris para Nabi" (Riwayat Ibnu Addi)

Peranan para ulama adalah sangat penting di dalam menyampaikan dakwah kepada manusia, menyeru berbuat kebaikan dan mencegah daripada melakukan
kemungkaran. Sekiranya dinafikan segala pengorbanan dan sumbangan ulama, maka besar kemungkinan, masyarakat akan hidup di dalam kejahilan tentang ugama Islam dan masyarakat akan hidup di dalam kucar kacir dan berpecah belah. Ulama menyeru manusia berpegang teguh dengan agama Allah dan sentiasa
bersatupadu. Dengan wujudnya perpaduan, masyarakat akan hidup di dalam aman, tenteram dan harmonis.

Apabila urusan agama diserahkan kepada orang lain yang tidak mengetahui tentang hal ehwal agama, maka akan timbul kacau bilau, porak peranda, perpecahan yang akhimya membawa kepada kehancuran. Ini bertepatan dengan sabda Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud:

Daripada Abu Hurairah r.a. katanya, Rasulullah bersabda, "Apabila diserahkan sesuatu perkara bukan kepada ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya." (Riwayat al-Bukhari)



(c) Mencabar Dan Mempertikaikan Kewibawaan Pihak Berkuasa Agama

Kumpulan Anti Hadith ini sering kali mencabar Kerajaan, khususnya Pihak Berkuasa Agama supaya mengambil tindakan ke atas mereka jika sekiranya benar fahaman yang dibawa oleh mereka bertentangan dengan ajaran Islam. Contohnya:

"Kassim Ahmad hari ini mencabar Pusat Islam serta Jawatankuasa Majlis Agama supaya mendakwanya jika beliau dan anggota-anggota Persatuan Jemaah Al-Quran Malaysia (JAM) benar-benar menyeleweng".

"Saya fikir saya tidak buat salah malah hadis itu perlu dikaji dengan teliti mengikut al-Quran". (Petikan dari akhbar Utusan Malaysia 26-7-95, kenyataan oleh Kassim Ahmad)

Selain daripada itu, corak propaganda Kumpulan Anti hadith ini yang mempertikaikan tindakan dan kewibawaan pentadbiran agensi-agensi agama adalah merupakan elemen menghasut yang boleh mencetuskan kesangsian terhadap kewibawaan Kerajaan. Contohnya:

"Saya yakin pengharaman itu dibuat berdasarkan pendapat daripada sesetengah ulama yang mendesak Kerajaan bertindak demikian dan bukan daripada penelitian yang mendalam. Ini satu perkembangan yang tidak sihat dan bahaya kepada individu Islam yang mahu mengembangkan syiar Islam." (Petikan dari Akhbar Watan, 24-7-95- Kenyatan oleh Kassim Ahmad.



ULASAN

Pihak Berkuasa Agama di peringkat Pusat dan Negeri adalah pihak yang mempunyai autoriti yang besar di dalam membuat dan menentukan sesuatu hukum tentang sesuatu masalah yang berlaku di kalangan umat Islam. Para Mufti adalah orang yang berwibawa di dalam memberi dan menjelaskan sesuatu perkara dan hukum di dalam agama. Segala hukum hakam yang telah dikeluarkan adalah diakui sah dan benar, kerana segala kata-kata mereka bukanlah reka-reka dan khayalan bahkan berpandukan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah s.a.w.

Sikap suka mencabar dan mempertikaikan Pihak Berkuasa Agama adalah dengan sendirinya mempertikaikan pihak Kerajaan yang memerintah. Kerajaan dan Pihak Berkuasa Agama sentiasa bersikap terbuka dengan membenarkan seseorang itu berdakwah kepada orang ramai selagi ia tidak bertentangan dengan ajaran Al-Quran dan Sunnah nabi Muhammad s.a.w.

Setiap perkara yang berhubung dengan selok-belok agama, sewajarnya terlebih dahulu hendaklah dirujuk kepada orang yang arif tentang agama dan begitulah juga dengan ilmu-ilmu yang lainnya, sekiranya kita tidak mengetahui tentang perkara tersebut. Ini bertepatan dengan firman Allah yang bermaksud:

"Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu (wahai Muhammad) melainkan orang-orang lelaki yang kami wahikan kepada mereka (bukan Malaikat), maka bertanyalah kamu kepada Ahludz Dzikri (orang yang berpengetahuan agama) "jika kamu tidak mengetahui". (Al-Anbiyaa': 7)



(d) Tidak Mengikut Disiplin limu-ilmu Islam

Di dalam menghuraikan ilmu-ilmu Islam, kumpulan Anti Hadith ini juga didapati melanggar disiplin-disiplin ilmu yang telah digariskan oleh Islam.

Contohnya perbahasan-perbahasan tentang syariat sembahyang, aurat wanita Islam dan kejadian perkara-perkara ghaib. Penghuraian mengikut akal dan "kaedah saintifik" semata-mata tanpa berpandukan al-Quran, Hadith, ljma' Ulama dan Qias adalah melanggar disiplin ilmu Islam dan akan menyesatkan umat Islam.

Kumpulan Anti hadith ini juga tidak merujuk kepada kitab-kitab yang muktabar dalam mentafsirkan ayat-ayat Al-Quran dan perkara-perkara yang berkaitan dengan aqidah dan syariah Islam.

Contohnya, dalam menterjemahkan ayat-ayat Al-Quran (seperti buku 'BACAAN') menentukan kesahihan ayat-ayat Al- Quran dan Hari Kiamat, Kumpulan Anti Hadith ini lebih mengagongkan dan merujuk kepada -buku-buku yang ditulis oleh Dr. Rashad Khalifa dan buku-buku yang ditulis oleh sarjana-sarjana orientalis seperti Ignaz Goldzihar dan Joseph Schacht.



ULASAN

Di dalam menghuraikan ilmu-ilmu Islam, Kumpulan Anti hadith juga didapati melanggar disiplin-disiplin ilmu yang telah digariskan oleh Islam. Contohnya
perbahasan-perbahasan tentang syariat sembahyang, aurat wanita Islam dan kejadian perkara-perkara ghaib. Penghuraian mengikut akal, logik dan kaedah saintifik semata-mata tanpa berpandukan Al-Quran, Hadith, ljma' Ulama dan Qias dan lain-lain kaedah yang telah disepakati oleh ulama adalah melanggar disiplin ilmu Islam dan akan menyesatkan umat Islam, sedangkan berpegang kepada Al-Quran dan Sunah serta kaedah-kaedah ilmu Islam yang lain, akan menjamin keselamatan di dunia dan di akhirat.

Kumpulan Anti hadith ini juga tidak merujuk kepada kitab-kitab yang muktabar dalam mentafsirkan ayat-ayat Al-Quran dan perkara-perkara yang berkaitan
dengan aqidah dan syariah Islam. Contohnya, dalam menterjemahkan ayat-ayat Al-Quran (seperti buku 'BACAAN') menentukan kesahihan ayat-ayat Al-Quran dan hari Kiamat, Kumpulan Anti Hadith ini lebih mengagungkan dan merujuk kepada buku-buku yang ditulis oleh Dr. Rashad Khalifa dan buku-buku yang ditulis oleh sarjana-sarjana orientalis seperti Ignaz Goldzihar dan Joseph Schacht. Inilah yang kita rasa aneh, kerana mereka sendiri mendakwa tidak mahu berpegang kepada pendapat ulama dan hanya berpegang kepada Al-Quran sahaja, di sini nampaklah pendirian dan penyelewengan mereka sebenarnya. Sebarang bentuk pentafsiran terhadap ayat-ayat Al-Quran perlu dirujuk dari kitab-kitab Tafsir Muktabar. Jumhur Ulama memperakukan kitab-kitab Tafsir Ma'thur dan Tafsir Ra'yu Jaiz sebagai kitayang muktabar yang telah diperakui di kalangan ulama' salaf dan khalaf tentang isi kandungannya, di antara kitab-kitab tersebut ialah:

Kitab-kitab Tafsir Ma'thur yang masyhur digunakan untuk rujukan, antaranya adalah seperti berikut:

Bil. Nama Kitab Pengarang
(i) Jame'u Al-Bayan Fi Tafsir Al-Quran Ibnu Jarir At Tabari
(ii) Bahru Al-Ulum Abu Al-Laith As-Samar Qandi
(iii) Al-Kasyfu Wal-Bayan 'An Tafsir Al-Quran Abu Ishak At Tha'labi.
(iv) Maalim Al-Tanzil Abu Muhammad A-Husain Al-Baghawi
(v) Al-Muharrir Al-Wajiz Fi Tafsir Al-Kitab AI Aziz Ibnu Attiyah Al-Andalusi
(vi) Tafsir Al-Quran Al-'Azim Abu Fida' Al-Hafiz Ibnu Kathir.
(vii) Al-Jawahir Al-Hisan Fi Tafsir Al-Quran Abd. Rahman At Tha'labi
(viii) Ad-Dur Al-Manthur Fi At Tafsir Al-Ma'thur Jalaluddin As-Suyuti

(b) Kitab Tafsir Rakyu Jaiz yang disepakati ulama' diterima pakai sebagai sumber rujukan, di antaranya:

Bil. Nama Kitab Pengarang
(i) Mafatih al-Ghaib Al-Fakhr Ar-Razi
(ii) An-Nur An-Tanzil Wa Asrar At Ta'wil Al-Baidhawi
(iii) Madarij At Tanzil Wa Haqaiq At Ta'wil An-Nasafi
(iv) Lubab At Takwil Fi Maani At Tanzil Al-Khazin
(v) Al-Bahr Al-Muhit Abu Hayyan
(vi) Gharaib Al-Quran Wagharaib Al-Furqan An-Naisaburi
(vii) Tafsir Al-Jalalain Jalal Al-Mahalli Wa Jalal As-Sayuti
(viii) Siraj Al-Munir Fi Al-Jannah Al Makrifah Ba'di
bi Maani Kalam Rabbina Al-Halim Al-Khatib As-Syarbini
(ix) Irsyad Al-Aql As-Salim ila Mazaya Al-Kitab Al-Karim Abu Mas'uud
(x) Ruh Al-Maani Fi Tafsir Al-Quran Al-Aziim Wa
As-Sab'u Al-Mathani Al-Alusi
(xi) Ahkam Al-Quran Al-Qurtubi
(xii) Ahkam Al-Quran Al-Jassos

Kitab-kitab rujukan di atas adalah menjadi sebagai panduan para ulama. Pengarang-pengarang kita kesemuanya merujuk daripada kitab-kitab tersebut, untuk tujuan mengeluarkan sesuatu hukum dan hujjah dalam tulisannya atau pertuturannya. Sebarang penulisan yang tidak merujuk kitab muktabar adalah tidak diterima, kerana ia akan menimbulkan kekeliruan akidah khususnya kepada masyarakat awam.



PENUTUP


Dengan penjelasan yang diberikan di atas, pihak Kerajaan berharap semoga masyarakat Islam dapat memahami kedudukan sebenar mengenai sesatnya fahaman Anti hadith ini. Majlis Muzakarah Fatwa Kebangsaan telah memutuskan bahawa orang yang berfahaman sedemikian adalah murtad dan terkeluar daripada Islam. Kepada para pengikut Kumpulan Anti Hadith ini, diharap dapat kembali semula ke jalan yang diredai oleh Allah s.w.t. dan kepada orang ramai diseru supaya berhati-hati dan menjauhkan diri daripada terpengaruh dan terlibat dengan fahaman yang menyeleweng ini. Ini amat penting untuk memelihara kesucian akidah setiap individu serta menjamin keharmonian dan kesejahteraan masyarakat dan negara.
abu_muaz
abu_muaz
Pensyarah

Number of posts : 551
Reputation : 0
Credits : 6457
Registration date : 2008-04-19

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by Zahabur Mon Jun 08, 2009 7:18 pm

Cita-cita golongan anti hadis untuk memporak peranda dan memecah belahkan umat islam yang berfahaman ahli sunnah waljamaah....
Zahabur
Zahabur
Pensyarah

Number of posts : 535
Reputation : 9
Credits : 6046
Registration date : 2009-04-23

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by slipar Mon Jun 08, 2009 8:24 pm

Cita-cita golongan anti hadis untuk memporak peranda dan memecah belahkan umat islam yang berfahaman ahli sunnah waljamaah....

itu salafi..wahabi.
slipar
slipar
Pensyarah

Number of posts : 733
Reputation : -1
Credits : 6240
Registration date : 2009-04-18

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by Adli Mon Jun 08, 2009 9:47 pm

Sebelum disampaikan peringatan ini pun kaum penyembah Nabi itu sudah lama berpecah-belah. Bukan kerana golongan yang dilabelkan anti-hadis, tetapi sesama mereka berbalah-balah padahal sama-sama guna riwayat hadis. Tapi itu mereka tak sedar-sedar... Very Happy
Adli
Adli
Profesor Madya

Number of posts : 1848
State : Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM KEL
Reputation : 4
Credits : 7469
Registration date : 2008-04-14

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by Admin Mon Jun 08, 2009 10:09 pm

3:103. Dan berpegangteguhlah kamu pada tali Allah, semuanya, dan janganlah kamu berpecah belah, dan ingatlah akan rahmat Allah ke atas kamu ketika kamu bermusuh-musuhan, lalu Dia menyatukan hati-hati kamu, supaya dengan rahmat-Nya kamu menjadi bersaudara. Kamu di pinggir lubang Api, dan Dia menyelamatkan kamu daripadanya. Begitulah Allah memperjelaskan kepada kamu ayat-ayat-Nya supaya kamu mendapat petunjuk.

Allah melarang kita daripada berpecah-belah dan menyeru supaya berpegang teguh kepadaNya. Namun, larangan Allah ini ibarat masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Dan lihatlah, golongan yang berpecah-belah yang wujud sekarang ini. Ada ASWJ, Syiah, wahabi dan bermacam-macam lagi. Namun, orang yang hanya berpegang kepada al-quran tidak akan berpecah-belah kerana di tangan mereka hanya ada satu kitab sahaja yang dipegangi.
Admin
Admin
Canselor

Number of posts : 4111
State : Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM SEL
Reputation : 8
Credits : 7784
Registration date : 2008-04-07

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by Adli Mon Jun 08, 2009 10:16 pm

Bila berpecah-belah, maka terimalah azab macam tsunami, diperangi macam di Iraq dan Afghanistan malah dibuli macam di Palestin. Sebelum ni kita dengar di Palestin, golongan Fatah dan Hamas duk berperang sesama sendiri. Padahal kononnya perangi Israel. Last-last Allah izinkan Israel serang mereka hujung tahun lepas.

Senang-senang aje Allah nak hina kaum penyembah Nabi di merata dunia. Insaflah. Kembalilah kepada Allah dan Al Quran. Mana ada ayat Al Quran suruh guna riwayat hadis? Cuba rujuk ayat Al Quran itu baik-baik.... Smile
Adli
Adli
Profesor Madya

Number of posts : 1848
State : Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM KEL
Reputation : 4
Credits : 7469
Registration date : 2008-04-14

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by Zulia Wed Jun 23, 2010 12:46 am

oh patutlah JAKIM keluar fatwa begitu. Kesian mereka dan keluarga mereka.
avatar
Zulia
Profesor Madya

Number of posts : 1529
Age : 43
State : Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM PRK
Reputation : 3
Credits : 6884
Registration date : 2009-12-23

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by PenjunjungEhsan Wed Jun 23, 2010 10:35 am

Saya baru perasan rupa-rupanya dalam forum ini ada fatwa anti hadith sebagai sesat. Subhanallah.
PenjunjungEhsan
PenjunjungEhsan
Pensyarah

Number of posts : 678
Age : 42
State : Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Others10
Reputation : 0
Credits : 5828
Registration date : 2010-05-12

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by faried Wed Jun 23, 2010 12:41 pm

Istilah "anti hadith" adalah ungkapan provokatif.

Sejatinya saya hanya mengikuti petunjuk Allah dalam Alquran saja, dan karena petunjuk Alquran tidak sejalan dan bertentangan dengan petunjuk "hadith/Riwayat", maka saya mengabaikan "hadith/Riwayat".
faried
faried
Pensyarah

Number of posts : 917
Reputation : 0
Credits : 6087
Registration date : 2010-04-21

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by othman Wed Jun 23, 2010 1:05 pm

faried wrote:Istilah "anti hadith" adalah ungkapan provokatif.

Sejatinya saya hanya mengikuti petunjuk Allah dalam Alquran saja, dan karena petunjuk Alquran tidak sejalan dan bertentangan dengan petunjuk "hadith/Riwayat", maka saya mengabaikan "hadith/Riwayat".

salam faraid

Bukankah riwayat juga adalah pendapat . bukankah jika kita mengabai sesuatu pendapat kita tergolong dalam golongan yg sombong .
othman
othman
Sarjana

Number of posts : 467
Reputation : 0
Credits : 5805
Registration date : 2009-10-07

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by faried Wed Jun 23, 2010 1:40 pm

othman wrote:
Bukankah riwayat juga adalah pendapat . bukankah jika kita mengabai sesuatu pendapat kita tergolong dalam golongan yg sombong .

Pendapat yang abaikan adalah pendapat yang tidak sejalan/bertentangan dengan Alquran.

Riwayat yang yang abaikan adalah Riwayat yang tidak sejalan/bertentangan dengan Alquran.

Salam.
faried
faried
Pensyarah

Number of posts : 917
Reputation : 0
Credits : 6087
Registration date : 2010-04-21

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by PenjunjungEhsan Wed Jun 23, 2010 4:38 pm

Senang saja Encik Faried, sila buka satu thread dan jelaskan kepada kami semua berkenaan 'Pendapat yang Selari AlQuran'. Boleh?
PenjunjungEhsan
PenjunjungEhsan
Pensyarah

Number of posts : 678
Age : 42
State : Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Others10
Reputation : 0
Credits : 5828
Registration date : 2010-05-12

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by faried Thu Jun 24, 2010 9:33 am

Tidak perlu buka thread baru, karena dalam semua thread yang telah ada terdapat 'Pendapat yang Selari AlQuran'.

'Pendapat yang Selari AlQuran' adalah pendapat yang didasarkan atas petunjuk Allah dalam Alquran,

bukan

pendapat yang didasarkan atas akal saja

atau

pendapat yang didasarkan Riwayat dan kata/penjelasan ulama.
faried
faried
Pensyarah

Number of posts : 917
Reputation : 0
Credits : 6087
Registration date : 2010-04-21

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by PenjunjungEhsan Thu Jun 24, 2010 12:13 pm

Bukankah menterjemah ayat AlQuran dengan pengetahuan dalam bahasa Arab juga menggunakan akal. Kenapa pula pendapat orang lain yang selari bagi faried, kenapa tidak dijelaskan pendapat sendiri biar orang lain lebih jelas apa yang faried maksudkan dengan selari AlQuran.
PenjunjungEhsan
PenjunjungEhsan
Pensyarah

Number of posts : 678
Age : 42
State : Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Others10
Reputation : 0
Credits : 5828
Registration date : 2010-05-12

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by faried Thu Jun 24, 2010 12:44 pm

PenjunjungEhsan wrote:Bukankah menterjemah ayat AlQuran dengan pengetahuan dalam bahasa Arab juga menggunakan akal.


Alquran yang diterjemahkan dengan menggunakan bahasa Arab tidak terhindarkan menggunakan akal, dan terjemahan demikian harus diterima,

tetapi

Riwayat, fatwa ulama dan pemahaman 'orang pintar' yang tidak tidak didasarkan Alquran dan tidak sejalan/bertentangan dengan petunjuk Allah saya harus tolak.

PenjunjungEhsan wrote:
Kenapa pula pendapat orang lain yang selari bagi faried, kenapa tidak dijelaskan pendapat sendiri biar orang lain lebih jelas apa yang faried maksudkan dengan selari AlQuran.

Jika sudah selari maka tidak perlu saya kemukakan pendapat sendiri lagi, karena hanya melakukan pengulangan, dan hal tersebut merupakan perbuatan mubazir, dan orang yang mubazir adalah kawan syaitan.
faried
faried
Pensyarah

Number of posts : 917
Reputation : 0
Credits : 6087
Registration date : 2010-04-21

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by PenjunjungEhsan Thu Jun 24, 2010 12:59 pm

Celaka hidup ini sekiranya amal kebaikan kelmarin lebih baik daripada hari ini.

Kenapa dalam penjelasan ilmu Islam pun perlu mencedok ide-ide orang lain? Kita dilahirkan dengan akal yang sempurna, tentu ide-ide kita berlainan daripada orang lain. Kita tidak seharusnya umpama pahat dengan tukul, bila tukul dipalu baru pahat bekerja. Jadilah pencetus ide-ide yang baik dan selari dengan AlQuran.
PenjunjungEhsan
PenjunjungEhsan
Pensyarah

Number of posts : 678
Age : 42
State : Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Others10
Reputation : 0
Credits : 5828
Registration date : 2010-05-12

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by tolokminda Thu Jun 24, 2010 2:14 pm

Salam PE,

Sebab itulah Tuhan kata jangan ikut ajaran warisan nenek moyang membuta tuli. Dah Tuhan percontohkan banyak kaum nabi-nabi yang jadi macam tu dan mereka adalah dari kalangan orang yang sesat. Tuan cakap lain, tapi buat lain. Itu pun Tuhan larang, celaka juga.
tolokminda
tolokminda
Doktor Falsafah

Number of posts : 1072
Reputation : 0
Credits : 6425
Registration date : 2009-10-02

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by Zulia Thu Jun 24, 2010 3:39 pm

Kaum Nabi-Nabi yang menentang ajaran Nabi ke?
avatar
Zulia
Profesor Madya

Number of posts : 1529
Age : 43
State : Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM PRK
Reputation : 3
Credits : 6884
Registration date : 2009-12-23

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by tolokminda Thu Jun 24, 2010 4:49 pm

Salam Zulia,

Kaum nabi-nabi yang menolak Kitab Tuhan yang disampaikan kepada mereka kerana mereka lebih percaya kepada apa yang diajar oleh bapa-bapa mereka.
tolokminda
tolokminda
Doktor Falsafah

Number of posts : 1072
Reputation : 0
Credits : 6425
Registration date : 2009-10-02

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by othman Thu Jun 24, 2010 5:33 pm

tolokminda wrote:Salam Zulia,

Kaum nabi-nabi yang menolak Kitab Tuhan yang disampaikan kepada mereka kerana mereka lebih percaya kepada apa yang diajar oleh bapa-bapa mereka.

salam tm

Adakah yahudi itu kaum nabi . jika kaum nabi ialah arab , yahudi bukan kaum nabi . jika kaum nabi ialah islam , yahudi jugak bukan kaum nabi .
othman
othman
Sarjana

Number of posts : 467
Reputation : 0
Credits : 5805
Registration date : 2009-10-07

Back to top Go down

Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM Empty Re: Fatwa Anti Hadith Sesat - Ulasan JAKIM

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Page 1 of 5 1, 2, 3, 4, 5  Next

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum