Bagaimana Alquran Direndahkan dan Ditolak

silatgayung wrote:

Saya berikan anda satu bukti yang sangat jelas betapa ulama memesongkan arti dari kata thikri, bukan yahudi dan nasrani yang memesongkannya.

Banyak ajaran dalam Bibel yang bertentangan dengan petunjuk Alquran yang diamalkan oleh umat beragama Islam karena diajarkan oleh ulama, bukan diajarkan oleh kaum yahudi dan nasrani.

bukankah ajaran yang saudar bawa itu adalah diajarkan oleh orientalis yahudi...

Alquran adalah petunjuk yang jelas dan mudah dibedakan dari petunjuk lainnya (2.185).

Meskipun demikian orang tidak suka dengan petunjuk Alquran dan meminta petunjuk selain dari Alquran.

Yunus (Jonah)

Waitha tutla AAalayhim ayatuna bayyinatin qala allatheena la yarjoona liqaana iti biquranin ghayri hatha aw baddilhu qul ma yakoonu lee an obaddilahu min tilqai nafsee in attabiAAu illa ma yooha ilayya innee akhafu in AAasaytu rabbee AAathaba yawmin AAatheemin

# 10:15 (Malay) "Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: ""Datangkanlah Al Qur'an yang lain dari ini atau gantilah dia"". Katakanlah: ""Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat)""."

Penolakan terhadap Alquran dilakukan terang-terangan,

hanyasaja

tidak dilakukan secara jujur,

tetapi

dikemas dengan berbagai alasan,

sebagaimana dinyatakan oleh:

silatgayung wrote:
ajaran yang saudar bawa itu adalah diajarkan oleh orientalis yahudi...

,

padahal

ajaran yang dibawakan kepadanya nyata-nyata adalah ayat Alquran,

yang direndahkan dan ditolak dengan melabelnya sebagai
ajaran orientalis yahudi...

Ini satu lagi post yang merendahkan Alquran dalam upaya menolak petunjuk yang terdapat di dalamnya.

silatgayung wrote:

Quote:
Waith qaloo allahumma in kana hatha huwa alhaqqa min AAindika faamtir AAalayna hijaratan mina alssamai awi itina biAAathabin aleemin

8:32 (Malay) "Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: ""Ya Allah, jika betul (Al Qur'an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada
kami azab yang pedih""."


Doa dalam ayat di atas adalah satu-satunya doa yang menggunakan ungkapan allahumma/Ya
Allah saja dalam menyeru Tuhan,

dan

doa tersebut dipanjatkan oleh orang yang tidak beriman.

Sangat ironis, cara berdoa orang tidak beriman tersebut senantiasa ditiru caranya oleh umat beragama Islam, setidaknya ketika bersalawat dalam tahiyat ketika sedang melakukan ritual salat.

bersemangat pulak pakai terjemahan ulamak....

Sudah jelas dinyatakan sendiri oleh ulama,

tetapi

karena petunjuk Alquran,

maka apa boleh buat terpaksa terjemahan ulama pun ditolak.

Berikut satu lagi cara merendahkan dan menolak Alquran,

yaitu

menyamakannya dengan logika manusia.

Sungguh keterlaluan.

silatgayung wrote:

faried wrote:

silatgayung wrote:

faried wrote:
Alquran dan 'sunnah' tidak saling melengkapi,

tetapi

bertentangan.

Contohnya:

Bersahadat tidak menjadikan seseorang menjadi islam/muslim,

tetapi

menjadi munafik.

Berdasarkan 63.1,

orang yang bersyahadah kepada rasul = orang munafik.

Itha jaaka almunafiqoona qaloo nashhadu innaka larasoolu Allahi waAllahu yaAAlamu innaka larasooluhu waAllahu yashhadu inna almunafiqeena lakathiboona

63:1 (Malay) "Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: ""Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah"". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta."

PenjunjungEhsan wrote:Apabila syariat ini dipatuhi, umat Islam akan mencapai hasanah atau kejayaan di dunia dan juga hasanah diakhirat. Sebaliknya sekiranya umat berpaling daripadanya, mereka akan mendapat kecelakaan daripada setiap sudut kehidupan.

Firman Allah dalam surah Taha: 123 hingga 124 -

"Jika datang kepadamu petunjukKu dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Sesiapa yang berpaling daripada peringatanKu, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan kami menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta."

Ayat dalam surah Taha di atas sama sekali tidak menyinggung 'Hadis' dan 'Sunnah'.

ayat mana satu yang kata gitu gitu....

orang yang bersyahadah kepada rasul = orang munafik.

dan dalil apa pulak yang saudara gunakan bila mengatakan....

Silakan saja baca ulang ayat 63.1 di atas.

silatgayung wrote:

Ayat di atas jelas dan tegas menyatakan bahwa cukup dengan petunjuk Allah, yaitu Alquran, seseorang terjamin tidak akan sesat dan celaka.

kerana tidak pulak ayat itu mengatakan petunjuk Allah itu Al-quran sahaja....

PetunjukKu dan peringatanKu dalam ayat di bawah sangat jelas adalah berarti Alquran,

dan

pasti bukan apa yang dilabel Hadis dan Sunnah.

Surah Taha: 123 hingga 124 -
"Jika datang kepadamu petunjukKu dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Sesiapa yang berpaling daripada peringatanKu, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan kami menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta."

Silakan saja baca ulang ayat 63.1 di atas.

sudah di baca tapi tidak jumpa orang yang bersyahadah kepada rasul = orang munafik....

PetunjukKu dan peringatanKu dalam ayat di bawah sangat jelas adalah berarti Alquran,

logik akal lagi rupanya....

Alquran direndahkan sebagai sesuatu yang mandul dan tidak memiliki kekuatan.

antesa wrote:

faried wrote:

antesa wrote:Memanglah susah kalau sudah menjadi kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang. susah mau melihat mana yang benar mana yang pesong,

Susah kalau sudah tidak beriman dan tidak mau mengikuti petunjuk Allah dalam Alquran.

Pesong mudah ditentukan dengan menggunakan Alquran sebagai pembeda atau Alfurqan (2.185).

tidak pasti berapa hadis yang sudah diseleksi oleh Alquran sebab kalau sudah dikata shahih meskipun tiada kena mengena dengan ayat, meskipun berlawanan dengan Alquran tidak bisa dikatakan tertolak, tetapi ditafsirkan kembali agar tetap bisa diterima. Alquran mandul, tiada punya kekuatan sebagai Alfurqan 2:185, sebagai batu-uji kitab lain 5:48, apalagi kalau sudah disebut kompilasi Bukhari Muslim, Alquran tiada menyentuh hadisnya, ia setara dengan Alquran jadinya meskipun mereka kata kitab Bukhari nomer 2 setelah Alquran.

Sebagian orang ingin memojokkan, ingin menjatuhkan pengikut Alquran, dengan berbagai cara ingin menunjukkan kekurangan Alquran kemudian ditunjukkan hadis sebagai pelengkap, penjelasan, perincian, penafsir yang konon dari rasul,

misalnya dengan menyebut barang berbahaya, binatang berbahaya tidak diharamkan oleh Alquran melainkan oleh hadis. itulah perlunya hadis.

ya secara bahasa upin-ipin saya balik tanya, Asam Sulfat sangat berbahaya tiada disebut haram dikonsumsi oleh Alquran, adakah penjelasan hadis tentang Asam Sulfat ini haram dikonsumsi?

Kalau mau berfikir tentu dijawab oleh Alquran, susah kalau hanya mengandalkan pendapat ulamak, taqlid buta, dalil Alquranpun tidak bisa dilihat.


Teman saya kata; kebenaran itu sederhana, tidak perlu repot-repot, belit-belit arti ayat.
alhikmah jadi assunnah, shadaqah jadi zakat, rasul jadi nabi nabi jadi rasul.

kadang kebencian menutup mata hati melihat kebenaran, dalil ayat Alquran tiada dilihat karena orang yang menyampaikan tidak sepemahaman. contoh; Jika seorang Yahudi berkata, "Dialah Allah, Tuhan kita yang Tunggal!" karena kebencian ia hanya melihat kafirnya seorang Yahudi itu tanpa ia bisa jernih melihat kebenaran ucapan itu.
Kita bisa melihat kebenarannya itu manakala mau menggunakan Alquran sebagai Alfurqan 2:185 wa-muhaiminan 5:48

Bisakah dan bagaimanakah Alquran sebagai Alfurqan wa-Muhaiminan terhadap kitab hadis? silahkan tanya qalbu kita sendiri.

silatgayung wrote:

Benar, Alquran bukanlah kamus mutlak,

tetapi

kamus parsial.

malangnya tingkah laku puak anti hadis seperti saudara menjadikan Al-quran sebagai kamus mutlak dengan menolak fungsi asal ia sebagai petunjuk....

Ini taktik kotor untuk menjauhkan orang dari petunjuk Allah dalam Alquran.

Misalnya, jika alhikmah dicari artinya dalam Alquran,

maka

dituduh menolak fungsi asal Alquran sebagai petunjuk dan menggunakan Alquran sebagai kamus,

padahal

sangat jelas Alquran menerangkan arti dari kata alhikmah dan banyak kata lainnya dalam Alquran.

Ironisnya, mereka mencari arti berbagai kata yang ada dalam Alquran dalam 'hadis/sunnah' dan penjelasan/fatwa ulama,

maka

jadilah mereka orang yang menjauh dari petunjuk Allah dalam Alquran.

Ayat alQuran mengatakan Nabi membaca ayat alQuran dan menerangkan pada manusia. Penerangan Nabi inilah yang dikatakan hadis. Mustahil Nabi membaca alQuran dan membiarkan manusia membuat tafsiran sendiri yang berbagai-bagai. Agama Islam yang lengkap dengan rukun-rukunnya itu telah ada ketika hayat Nabi lagi. Segala hadis itu juga telah ada dan dihafal sebagaimana mereka hafal alquran. Hanya selepas kewafatan baginda barulah ia dibukukan. Pendek kata agama Islam itu sudah wujud 14 kurun yang lalu, mengapa mahu mencari agama baru selain Islam? Mencari agama lain selain Islam akan menjadi kafir. Kita mesti mengikut alQuran dengan cara yang ditunjukkan oleh Nabi bukan dengan cita rasa sendiri. Tidak ada Rasul selepas Nabi Muhammad dan tidak ada kitab selepas alQuran yang diturunkan pada 14 kurun yang lalu, oleh itu agama Islam ialah agama yang dibawa oleh Nabi dan diturunkan melalui orang yang terdahulu beriman dari kita. Tidak akan ada agama lain yang kita boleh ikut selain dari agama yang diturunkan sebelum zaman kita. Berbeza dengan mereka yang berada pada zaman Nabi dimana al quran masih didalam proses diturunkan pada manusia yang menyanggah amalan nenek moyang mereka sebelum turunnya alquran. Agama Islam itu masih terpelihara dan masih diamalkan oleh masyarakat dunia. Mustahil Allah membiarkan orang Islam yang mengikut ajaran Islam dari Nabi menjadi sesat kecuali golongan yang menolak ajaran tersebut. Sebab itu Allah khabarkan dalam al Quran kaum yang sesat ialah kaum yang menentang Nabi. Kaum Yahudi pun kata mereka mengikut Taurat, sedangkan mereka sebenarnya tidak mengikut ajaran Nabi Musa, sebab itu mereka kata mereka menganut agama Yahudi bukannya agama Islam.

Zulia wrote:Ayat alQuran mengatakan Nabi membaca ayat alQuran dan menerangkan pada manusia. Penerangan Nabi inilah yang dikatakan hadis.

Alquran adalah petunjuk untuk semua manusia (2.185),

jadi

tidak harus diterangkan oleh Nabi baru dimengerti,

apalagi

Alquran telah dilengkapi dengan penjelasan dan pembeda (2.185).

Zulia wrote:Mustahil Nabi membaca alQuran dan membiarkan manusia membuat tafsiran sendiri yang berbagai-bagai.

Semua manusia berhak membuat tafsiran atas Alquran,

karena

Alquran diturunkan untuk semua manusia,

bukan diturunkan khusus untuk Nabi (2.185).

Zulia wrote:Agama Islam yang lengkap dengan rukun-rukunnya itu telah ada ketika hayat Nabi lagi. Segala hadis itu juga telah ada dan dihafal sebagaimana mereka hafal alquran. Hanya selepas kewafatan baginda barulah ia dibukukan. Pendek kata agama Islam itu sudah wujud 14 kurun yang lalu, mengapa mahu mencari agama baru selain Islam?

Atas nama agama dan hadis,

petunjuk dalam Alquran dikaburkan, diselewengkan, dipelintir dan digelapkan.

Zulia wrote:Mencari agama lain selain Islam akan menjadi kafir. Kita mesti mengikut alQuran dengan cara yang ditunjukkan oleh Nabi bukan dengan cita rasa sendiri.

Sangat sependapat bahwa selain Islam (berserah diri kepada petunjuk Allah) akan menjadi kafir, dan Islam = mengikuti Alquran.

Zulia wrote:Tidak ada Rasul selepas Nabi Muhammad dan tidak ada kitab selepas alQuran yang diturunkan pada 14 kurun yang lalu, oleh itu agama Islam ialah agama yang dibawa oleh Nabi dan diturunkan melalui orang yang terdahulu beriman dari kita. Tidak akan ada agama lain yang kita boleh ikut selain dari agama yang diturunkan sebelum zaman kita.

Rasul senantiasa ada di tengah umat, dan yang tertutup adalah Nabi.

Zulia wrote:Berbeza dengan mereka yang berada pada zaman Nabi dimana al quran masih didalam proses diturunkan pada manusia yang menyanggah amalan nenek moyang mereka sebelum turunnya alquran. Agama Islam itu masih terpelihara dan masih diamalkan oleh masyarakat dunia.

Memang terpelihara dan diamalkan oleh milyaran orang di dunia,

tetapi

hal tersebut tidak menunjukkan bahwa Agama Islam adalah benar.

Kebenaran tidak ditunjukkan dengan jumlah,

dan

bagi saya kebenaran adalah ditentukan oleh Pembeda (Al Furqan).

Zulia wrote:Mustahil Allah membiarkan orang Islam yang mengikut ajaran Islam dari Nabi menjadi sesat kecuali golongan yang menolak ajaran tersebut.

Ya, sangat benar,

makanya

Allah memberi petunjuk berupa Alquran,

jika

ajaran yang diikuti sesuai dengan Alquran,

artinya

orang tidak sesat dan berjalan di atas petunjuk Allah.

Zulia wrote:Sebab itu Allah khabarkan dalam al Quran kaum yang sesat ialah kaum yang menentang Nabi. Kaum Yahudi pun kata mereka mengikut Taurat, sedangkan mereka sebenarnya tidak mengikut ajaran Nabi Musa, sebab itu mereka kata mereka menganut agama Yahudi bukannya agama Islam.

Orang yang sesat adalah yang mengingkari petunjuk Allah dalam Alquran,

bukan

orang yang menentang ajaran yang 'konon' dari Nabi.

Al Quran direndahkan kedudukannya dengan cara menjadikan ia bahan lagu-laguan dalam bahasa yang tidak difahami sedangkan riwayat hadis mereka terjemahkan dan dibaca seperti bahan bacaan-bacaan lain.

Kita tidak pernah mendengar riwayat hadis dijadikan bahan lagu-laguan walhal ia juga dalam bahasa Arab. Kenapa mereka biarkan riwayat hadis boleh diakses kepada maknanya sedangkan Al Quran mereka biarkan dibaca sebutan Arabnya sahaja?

Di situ ada taktik halus agar umat Islam lalai mengkaji isi kandungan Al Quran sehingga mereka sangka ajaran berasaskan riwayat hadis itu daripada Al Quran. Hakikatnya ajaran berasaskan riwayat hadis itu diceduk daripada Bible dan cerita karut-marut orang-orang Yahudi terdahulu.

AlQuran hanya boleh diikuti oleh orang yang sembahyang. Hanya orang yang sembahyang saja yang sebenarnya mengikut alQuran. Sebab itu alQuran tidak akan berada pada orang yang tak sembahyang atau kafir. Mana ada agama lain yang menjadikan alQuran sebagai kitabnya. Hanya orang islam dan yang mendirikan sembahyang sahaja yang dekat pada alQuran dan mampu menghafalnya. Orang tak sembahyang tak mampu menghafal alquran sebab mereka fasik. Kalau orang yang murtad lagilah tak mampu menghafalnya. Allah tak akan benarkan alQuran dihafal atau difahami oleh orang kafir. Tak kanlah tak nampak atau hati sudah dibutakan sebab tak sembahyang.

Salam Zulia,

Perhatikan betul-betul ayat berikut:

4:82 Mengapa mereka tidak mempelajari Al-Quran dengan teliti? Jika ia dari selain Tuhan tentu mereka akan menemui di dalamnya banyak percanggahan.

Tuhan bukan suruh kita hafal Al-Quran tanpa berusaha memahami mesej yang terkandung di dalamnya. Malah Dia mahu kita mempelajari Al-Quran dengan teliti. Tuhan memberitahu kita bahawa jika Al-Quran itu bukan datang dari Dia, tentulah kita akan menemui banyak percanggahan.

Sebagai kesimpulannya ayat 4:82 memberi petunjuk kepada kita bahawa:

1. Oleh kerana Tuhan mahu kita mempelajari Al-Quran dengan teliti, itu bermakna kita perlu memahaminya.
2. Apabila kita faham dan kita teliti, barulah kita akan melihat bagaimana Al-Quran tidak mengandungi sebarang percanggahan di dalamnya.
3. Jika sesuatu itu mengandungi percanggahan ia bukanlah datang dari Tuhan.
4. Sesuatu yang datang dari Tuhan tidak mengandungi sebarang percanggahan.

Tidak ada di dalam Al-Quran Tuhan menyuruh kita menghafal Al-Quran. Tuhan suruh baca dan fahamkan supaya kita beroleh petunjuk dariNya. Al-Quran diturunkan oleh Tuhan bukan sebagai sebuah kita hafalan bagi tujuan mengumpul pahala. Tidak ada konsep seperti itu di dalam Al-Quran.

Zulia wrote:AlQuran hanya boleh diikuti oleh orang yang sembahyang. Hanya orang yang sembahyang saja yang sebenarnya mengikut alQuran. Sebab itu alQuran tidak akan berada pada orang yang tak sembahyang atau kafir.

Pernyataan yang sangat aneh,

karena

Alquran tidak mengajarkan sembahyang.

Sembahyang bukan bersumber dari Alquran,

tetapi

bersumber dari apa yang dilabel Hadis Nabi dan Sunnah Rasul.

Benar Faried. Sebab itulah Allah tidak pernah ajar Nabi cara-cara sembahyang kerana sembahyang hanya dilakukan oleh orang-orang menyekutukan Tuhan sahaja. Kalau tidak, sudah pasti Al Quran akan ceritakan cara-cara para Nabi terdahulu bersembahyang.

Akhirnya kerana berputus asa di dalam Al Quran tiada cara-cara bersembahyang, mereka pun buat riwayat mengatakan kononnya Nabi bersembahyang dengan cara-cara tertentu.

Syukurlah, masih ada manusia yang nampak apa yang mereka ada-adakan itu.

Memang benar. Carilah dalam al-quran, kita tidak akan jumpa cara-cara sembahyang yang biasa dipraktikkan oleh orang-orang beragama islam. Namun, jika kita selak riwayat hadis, berlambak cara-cara tersebut. Itu menunjukkan amalan menyekutukan Tuhan masih banyak dilakukan sama ada oleh mereka yang mengadap patung batu, kiub batu dsb.

Betapa mereka begitu merendahkan al-quran berbanding riwayat-riwayat hadis.

Entah bila masa Tuhan lantik pembesar agama itu sebagai pembuat protokol untuk mengadapNya. Bukankah tiada perantaraan manusia dengan Tuhan?

Jika Tuhan ingin meletakkan ketetapan di antara Dia dengan seseorang manusia, Dia akan sampaikan terus kepada manusia itu. Contohnya jika Dia menetapkan seseorang itu bisu, maka Dia jugalah yang menjadikan manusia itu bisu tanpa ada apa-apa perantaraan kuasa lain. Jika Dia menetapkan seseorang itu buta, maka Dia jugalah yang menjadikan manusia itu buta tanpa apa-apa perantaraan kuasa lain. Jadi, takkanlah untuk menyuruh manusia mengadap padaNya, Dia lantik pembesar agama untuk membuat protokol khas? Itu sudah tak masuk akal. Pasti itu semua kerja pembesar agama yang mahu mengangkat diri mereka kononnya berkuasa untuk mengada-adakan protokol bagi manusia mengadap Tuhan.