e-mindakita
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Log in

I forgot my password

Who is online?
In total there are 13 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 13 Guests :: 2 Bots

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 497 on Thu May 06, 2021 1:37 pm
Statistics
We have 950 registered users
The newest registered user is niketan verma

Our users have posted a total of 57793 messages in 1692 subjects
Poll

Negeri Asal Anda

Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcap6%Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 6% [ 5 ]
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcap23%Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 23% [ 18 ]
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcap21%Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 21% [ 16 ]
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcap8%Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 8% [ 6 ]
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcap8%Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 8% [ 6 ]
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcap6%Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 6% [ 5 ]
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcap6%Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 6% [ 5 ]
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcap0%Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 0% [ 0 ]
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcap6%Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 6% [ 5 ]
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcap4%Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 4% [ 3 ]
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcap0%Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 0% [ 0 ]
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcap1%Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 1% [ 1 ]
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcap3%Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 3% [ 2 ]
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcap1%Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 1% [ 1 ]
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcap5%Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 5% [ 4 ]

Total Votes : 77

Top posters
Admin (4111)
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcapKebergantungan mutlak kepada ulama I_voting_barKebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 
mekganu (3628)
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcapKebergantungan mutlak kepada ulama I_voting_barKebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 
Juang (3494)
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcapKebergantungan mutlak kepada ulama I_voting_barKebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 
penditaputra (3027)
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcapKebergantungan mutlak kepada ulama I_voting_barKebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 
tokkmudim (2844)
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcapKebergantungan mutlak kepada ulama I_voting_barKebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 
Kalam (2631)
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcapKebergantungan mutlak kepada ulama I_voting_barKebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 
myra_roses (2534)
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcapKebergantungan mutlak kepada ulama I_voting_barKebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 
zafran0512 (2315)
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcapKebergantungan mutlak kepada ulama I_voting_barKebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 
FeLiSeWoMaN (2310)
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcapKebergantungan mutlak kepada ulama I_voting_barKebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 
tajuNM (2159)
Kebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_lcapKebergantungan mutlak kepada ulama I_voting_barKebergantungan mutlak kepada ulama I_vote_rcap 

Keywords

baqarah  2013  2012  2010  2024  2011  


Kebergantungan mutlak kepada ulama

+2
Zulia
tolokminda
6 posters

Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by tolokminda Wed Jan 05, 2011 3:41 pm

silatgayung wrote:
tolokminda wrote:Salam Juang,

Memang benar. "Sumber kedua" telah menyebabkan mereka menyeleweng dan tidak mahu ikut Al-Quran.


Rakan kamu (Nabi Muhammad yang kamu tuduh dengan berbagai tuduhan itu), tidaklah ia menyeleweng (dari jalan yang benar), dan ia pula tidak sesat (dengan kepercayaan yang salah).

Segala yang diperkatakannya itu (sama ada Al-Quran atau hadis) tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya. {53:3-4}

tiada bukti hanya perlu ikut Al-quran sahaja.. tetapi semua yang diwahyukan oleh Allah...

(Nikmat berkiblatkan Kaabah yang Kami berikan kepada kamu itu), samalah seperti (nikmat) Kami mengutuskan kepada kamu seorang Rasul dari kalangan kamu (iaitu Muhammad), yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu, dan membersihkan kamu (dari amalan syirik dan maksiat), dan yang mengajarkan kamu kandungan Kitab (Al-Quran) serta Hikmat kebijaksanaan, dan mengajarkan kamu apa yang belum kamu ketahui. {2:151}


taukah saudara maksud yang dibold itu? Al-quran? mengapa nak ulang benda yang sama 2 kali dalam ayat yang sama?

jadi bagi saya itulah sumber kedua yang bernama hadis..

jadi siapa menyeleweng sebenarnya?

Salam SG,

Semua terjemahan yang tuan kemukakan adalah contoh bagaimana maksud sebenar Al-Quran telah diseleweng dengan teruk untuk diselaraskan dengan hadis - sumber kedua tuan. Misalnya tidak ada ayat dalam kurungan dalam teks asal. Ia adalah tokoktambah dalam usaha menyelewengkan ayat-ayat Al-Quran sepertimana yang saya katakan. Misalnya (samada Quran dan hadis) dalam 5:3-4 itu. Atau (nikmat berkiblatkan kaabah..) itu.

Kemudian penyewengan maksud ayat. Ayat 5:1 yang merujuk kepada Nabi Musa sudah tukar jadi Nabi Muhamad. Saya kemukakan pandangan penuh saya mengenai ayat ini.

Kebergantungan mutlak kepada ulama mungkin menyesatkan kita terus ke neraka


Dalam artikel sebelum ini saya menulis tentang Al-Quran sebagai dokumen perjanjian di antara kita, orang yang percaya, dengan Tuhan dan Tuhan dengan kita. Oleh itu, saya berpendapat setiap Muslim yang mengaku percaya, perlulah membaca dan memahami Al-Quran kerana bagaimana mungkin kita boleh menunaikan semua komitmen yang terkandung dalam dokumen perjanjian kita itu jika kita tidak berinisiatif langsung untuk mengetahuinya. Perkara paling asas apabila kita memasuki sesebuah perjanjian sudah tentulah membaca, mengetahui dan memahami isi kandungan perjanjian berkenaan.

Malangnya idea membaca perjanjian seperti tidak laku di kalangan masyarakat Islam. Majoriti orang Islam langsung tidak peduli isi kandungan Al-Quran. Mereka sudah berpuashati jika dapat ‘mengaji Al-Quran sehingga khatam’ dan mampu menghafal beberapa surah ringkas. Itu pun kerana ia diperlukan dalam bacaan sembahyang mereka. Mereka bukan saja tidak merasa perlu untuk memahami Al-Quran walaupun melalui naskah terjemahan, tetapi turut percaya sesiapa yang mencubanya secara sendirian berkemungkinan akan disesatkan Syaitan berbanding mendapat hidayah Tuhan. Akibatnya, dalam masyarakat Islam jarang sekali kita jumpa mereka yang berani menyentuh terjemahan Al-Quran dalam bahasa masing-masing.

Sebenarnya, jika ada yang berani pun usaha mereka belum tentu dapat membawa mereka ke jalan yang lurus. Kepercayaan yang mengatakan mereka akan bertambah sesat mungkin ada betulnya. Ini kerana terjemahan yang disogokkan kepada umat tidaklah bebas dari tangan para ulama yang mengepalai kepercayaan mereka. Para ulama nampaknya telah mengambilkira semua sudut supaya usaha menggembala umat mematuhi Islam versi mereka tidak dapat dihidu. Selepas berjaya menyakinkan orang-orang Islam bahawa Al-Quran dalam bahasa Arab cukup sekadar menjadi kitab untuk dinyanyi-nyanyikan, mereka kemudiannya menggodam terjemahan dan tafsirannya supaya selaras dengan kitab-kitab ciptaan mereka sendiri.

Kalau para pembaca budiman tidak percaya, mari kita lihat satu contoh. Dan saya sangat berharap pembaca budiman boleh bersabar sedikit untuk membaca dengan teliti apa yang saya mahu kongsi dalam artikel ini kerana sesungguhnya ia amat penting. Kita mulakan dengan terjemahan Surah An-Najm, ayat 1-18 dari sumber ini.

[1] Demi bintang semasa ia menjunam, -

[2] Rakan kamu (Nabi Muhammad yang kamu tuduh dengan berbagai tuduhan itu), tidaklah ia menyeleweng (dari jalan yang benar), dan ia pula tidak sesat (dengan kepercayaan yang salah).

[3] Dan ia tidak memperkatakan (sesuatu yang berhubung dengan ugama Islam) menurut kemahuan dan pendapatnya sendiri.

[4] Segala yang diperkatakannya itu (sama ada Al-Quran atau hadis) tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.

[5] wahyu itu (disampaikan dan) diajarkan kepadanya oleh (malaikat jibril) yang amat kuat gagah, -

[6] Lagi yang mempunyai kebijaksanaan; kemudian ia memperlihatkan dirinya (kepada Nabi Muhammad) dengan rupanya asal, -

[7] Sedang ia berada di arah yang tinggi (di langit);

[8] Kemudian ia mendekatkan dirinya (kepada Nabi Muhammad), lalu ia berjuntai sedikit demi sedikit,

[9] Sehingga menjadilah jarak (di antaranya dengan Nabi Muhammad) sekadar dua hujung busaran panah, atau lebih dekat lagi;

[10] Lalu Allah wahyukan kepada hambaNya (Muhammad, dengan perantaraan malaikat Jibril) apa yang telah diwahyukanNya.

[11] Hati (Nabi Muhammad) tidak mendustakan apa yang dilihatnya.

[12] Jika demikian, patutkah kamu hendak membantahnya mengenai apa yang telah dilihatnya itu?

[13] Dan demi sesungguhnya! (Nabi Muhammad) telah melihat (malaikat Jibril, dalam bentuk rupanya yang asal) sekali lagi,

[14] Di sisi “Sidratul-Muntaha”;

[15] Yang di sisinya terletak Syurga “Jannatul-Makwa”.

[16] (Nabi Muhammad melihat jibril dalam bentuk rupanya yang asal pada kali ini ialah) semasa ” Sidratul Muntaha” itu diliputi oleh makhluk-makhluk dari alam-alam ghaib, yang tidak terhingga.

[17] Penglihatan (Nabi Muhammad) tidak berkisar daripada menyaksikan dengan tepat (akan pemandangan yang indah di situ yang diizinkan melihatnya), dan tidak pula melampaui batas.

[18] Demi sesungguhnya, ia telah melihat sebahagian dari sebesar-besar tanda-tanda (yang membuktikan luasnya pemerintahan dan kekuasaan) Tuhannya.

Mari kita semak satu persatu.

1. Melalui petikan terjemahan di atas, kita melihat ayat 1 – 18, Surah An-Najm itu dirujuk kepada Nabi Muhamad. Lihat ayat 2, kononnya ayat ini ditujukan kepada para sahabat Nabi dan “rakan kamu” yang dimaksudkan oleh ayat berkenaan adalah Nabi Muhamad sendiri.

2. Melalui ayat 4 – 10, Nabi Muhamad dikatakan menerima wahyu dari Jibril yang turun ke bumi. Dan wahyu yang disampaikan kepada Muhamad kononnya bukan sekadar Al-Quran, bahkan hadis juga (ayat 4).

3. Melalui ayat 11 – 12 kononnya Nabi Muhamad melihat Jibril dalam bentuk asalnya.

4. Melalui ayat 13 Nabi dikatakan bertemu Jibril buat kali kedua dan ayat 14 – 18 hanya Tuhan saja yang tahu apa yang cuba disampaikan oleh penterjemah.

Kepada mereka yang tidak berhati-hati, terjemahan di atas tiada cacat celanya. Malangnya ia tidak semudah itu. Terjemahan di atas sebenarnya telah memesongkan ayat-ayat Allah pada kadar di luar jangkaan. Selepas habis membaca artikel ini saya yakin pembaca budiman tentu tidak menyangka sebuah terjemahan rasmi Al-Quran boleh menjadi seburuk itu.

Ayat-ayat di atas sebenarnya bukan dirujuk kepada Nabi Muhamad. Ia adalah rujukan kepada Nabi Musa. “Rakan kamu” yang dimaksudkan oleh Allah dalam ayat 2 adalah Nabi Musa. Dalam konteks hubungan antara rasul, Allah sifatkan Nabi Musa sebagai rakan atau sahabat kepada Nabi Muhamad. Kita kena ingat, ayat ini diturunkan kepada Nabi Muhamad dan bukan kepada para sahabat sebagaimana yang cuba diajukan oleh penterjemah iiu.edu.my.

Di bawah adalah bagaimana terjemahan Surah An-Najm, ayat 1 – 18 sepatutnya dibaca. Sebagai makluman terjemahan ini adalah terjemahan semula oleh saya dari terjemahan bahasa Inggeris oleh Syakir.

53:1 “Demi bintang apabila ia jatuh”

53:2 “Sahabatmu tidak salah dan tidak juga dia sesat”

53:3 “Tidak juga dia bercakap dengan nafsu”

53:4 “Ia bukan kecuali wahyu yang telah diwahyukan”

53:5 “Tuhan yang Maha Berkuasa yang telah mengajarnya”

53:6 ” Tuhan yang Memberi Kekuatan, supaya dia berjaya melaksanakan”

53:7 “Dan Dia berada tinggi di kaki langit”

53:8 “Kemudian Dia semakin hampir dan merendahkan diriNya”

53:9 “Dia hanya berjarak 2 panahan panah atau lebih dekat”

53:10 “Dan Dia mewahyukan kepada hambaNya apa yang Dia wahyukan”

53:11 “Hatinya seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya”

53:12 “Apa? Kamu pertikaikan apa yang dia lihat?”

53:13 “Dan sesungguhnya dia telah melihatNya di penurunan yang satu lagi”

53:14 “Di sisi Sidratul Muntaha”

53:15 “Yang hampir kepadanya syurga, tempat yang dituju”

53:16 “Sidratul Muntaha yang dilitupi”

53:17 “Matanya tidak berkelip, namun ia tidak salah”

53:18 “Sesungguhnya dia melihat mukjizat-mukjizat terbesar dari Tuhannya”

Dalam sejarah Nabi-Nabi, hanya seorang Nabi saja yang telah menerima mukjizat dan wahyu dari Tuhan secara terus, di mana Tuhan turun ke bumi menemuinya. Dan Nabi itu adalah Nabi Musa. Tuhan telah turun ke bumi dalam dua peristiwa untuk menemui Nabi Musa. Peristiwa pertama adalah apabila Tuhan memperlihatkan dan memberi Nabi Musa mukjizat untuk beliau berdepan dengan Firaun dan peristiwa kedua adalah apabila Tuhan menyampaikan wahyunya kepada Nabi Musa. Dan ayat-ayat surah An-Najm menepati gambaran tentang pengalaman yang telah dilalui oleh Nabi Musa.

Nabi Muhamad tidak pernah menerima mukjizat selain dari Al-Quran dan tidak menerima wahyu secara terus dari Tuhan sebaliknya melalui perantaraan Jibril. Oleh itu mengatakan ayat 1 – 18, Surah An-Najm sebagai merujuk kepada Nabi Muhamad adalah satu perbuatan yang tidak bertanggungjawab dan keterlaluan.

Pertemuan pertama Nabi Musa dengan Tuhan diceritakan di dalam Al-Quran dengan jelas melalui Surah Ta-Ha (Surah ke 20).

20:9 “Dan sudahkan cerita tentang Musa sampai kepada kamu?”

20:10 “Apabila dia melihat api dan dia berkata kepada keluarganya, “Berhenti! Sesungguhnya aku melihat api, mungkin aku dapat membawa bara kepada kamu atau mendapatkan panduan di api itu”.

20:11 “Jadi apabila dia datang kepadanya, satu suara kedengaran: “Wahai Musa:

20:12 “Sesungguhnya akuTuhanmu, oleh itu bukalah kasutmu, sesungguhnya kamu berada di lembah suci, Tuwa”.

20:13 “Dan Aku telah memilihmu, jadi dengarlah apa yang akan diwahyukan”.

20:14 “Sesungguhnya Aku Allah, tidak ada Tuhan lain selain Aku, oleh itu berbaktilah kepadaKu dan tunaikan komitmen sebagai ingatan kepadaKu”.

20:15 “Sesungguhnya masanya akan tiba – Aku akan memperlihatkannya – supaya setiap jiwa akan diberi ganjaran atas usahanya”.

20:16 “Oleh itu jangan biarkan sesiapa yang tidak percayakannya dan menurut nafsu dangkalnya memalingkan kamu daripadanya supaya kamu gagal”.

20:17 “Dan apakah yang ada di tangan kanan kamu, wahai Musa?”

20:18 “Dia berkata; Ini tongkatku. Aku bersandar kepadanya dan aku menggunakannya untuk memukul daun-daun supaya jatuh sebagai makanan biri-biriku, aku juga menggunakanya untuk tujuan lain”.

20:19 “Dia berkata: Campakkannya, wahai Musa!”

20:20 “Jadi dia mencampakkannya, dan lo! Ia menjadi ular yang menjalar”.

20:21 “Dia berkata: Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan kembalikan ia kepada bentuk asalnya”.

20:22 “Dan tekan tangan kamu ke sisi kamu, ia akan menjadi putih bersih: satu lagi mukjizat”.

20:23 “Semoga Kami akan tunjukkan mukjizat yang lebih hebat kepada kamu”.

20:24 “Pergilah kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas”.

20:25 “Dia (Musa) berkata; Wahai Tuhanku! Lapangkanlah dadaku”.

20:26 “Dan mudahkanlah urusanku”.

20:27 “Dan bebaskan kelu lidahku…”

Kisah mengenai Nabi Musa yang terpukau pada satu malam di mana dia telah bertemu Tuhan yang memperlihatkan kepadanya mukjizat-mukjizat dalam 20:9 – 27 di atas selaras dengan konteks ayat-ayat 53:13 – 18.

Pertemuan seterusnya pula berlaku apabila Tuhan turun ke bumi untuk menyampaikan wahyu kepada Musa. Kisah mengenai pertemuan ini diceritakan dalam Surah Al-A’raf ayat142-145.

7:142 “Dan kami menetapkan pertemuan dengan Musa selama 30 malam dan menyudahkannya dengan 10 lagi, jadi tempoh pertemuan dengan Tuhannya selesai dalam 40 malam, dan Musa berkata kepada adiknya Harun: Ambil tempatku di kalangan orang-orangku dan uruskan dengan baik dan jangan ikut cara mereka yang membuat kerosakan”.

7:143 “Dan apabila Musa datang pada masa yang telah ditetapkan dan Tuhannya menegurnya dan beliau berkata: Tuhanku! Tunjukkanlah, supaya aku dapat melihat Dirimu. Dia (Tuhan) berkata: Kamu tidak akan mampu melihat Aku tetapi lihatlah gunung itu, jika ia kekal di tempatnya, maka kamu akan melihat Aku, tetapi apabila Tuhan menzahirkan kebesarannya kepada gunung itu Dia membuatnya runtuh dan Musa jatuh pengsan; kemudian bila dia kembali pulih, dia berkata: Keagungan untukMu, aku patuh kepadaMu dan akulah di antara mereka yang percaya”.

7:144 “Dia berkata: Wahai Musa! Sesungguhnya aku telah memilih kamu di atas yang lain untuk menyampaikan pesanan-pesanan dan perkataan-perkataanKu, oleh itu peganglah apa yang Aku berikan kepadamu dan jadilah antara mereka yang menghargai”.

7:145 “Dan kami perintahkan untuk dia dalam bentuk senarai peringatan yang pelbagai dan penjelasan dalam semua perkara; jadi peganglah semuanya dengan teguh dan ajaklah orang-orang kamu untuk berpegang kepada apa yang terbaik, aku akan tunjukkan kepadamu tempat tinggal yang kekal untuk mereka yang melampaui batas.”

Kisah yang diceritakan melalui ayat 7:142 – 145 di atas selaras dengan konteks ayat 53:2 -12.

Kesimpulan

Selepas melihat semua rujukan ayat 20:9 – 27 dan 7:142 – 145, maka bukti yang jelas telah kita lihat sendiri bahawa Surah An-Najm, ayat 1 – 18 tidak syak sememangnya merujuk kepada Nabi Musa dan bukan Nabi Muhamad sebagaimana yang cuba dipesongkan oleh penterjemah iiu.edu.my dan penterjemah “bertauliah” yang lain.

Jika pembaca budiman fikir pemesongan tentang Nabi Musa ini berakhir di sini, bersedialah untuk terkejut. Ia tidak berakhir di sini. Tetapi ia berakhir di tikar sembahyang orang-orang Islam.

Para ulama memberitahu umat Islam bahawa sembahyang merupakan satu ibadat yang telah diperintahkan oleh Tuhan kepada Nabi Muhamad secara terus, di mana Nabi telah diterbangkan dari Mekah ke Baitul Muqqaddis dan kemudian menemui Tuhan di langit ke tujuh dalam peristiwa ajaib yang diberi nama Israk dan Mikraj. Saya rasa tidak perlu saya bercerita panjang tentang perjalanan “adventure” ala hikayat 1001 Malam Nabi itu kerana saya yakin para pembaca budiman tentu lebih maklum mengenainya.

Untuk cerita mereka itu, para ulama hanya menggunakan dalil ayat 1, Surah Al-Israa.

17:1 “Maha Suci Allah yang telah menjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjid Al-Haraam (di Makkah) ke Masjid Al-Aqsa (di Palestin), yang Kami berkati sekelilingnya, untuk memperlihatkan kepadanya tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran) Kami. Sesungguhnya Allah jualah yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui”. (Sekali lagi terjemahan oleh iiu.edu.my)

Bayangkan hanya melalui satu ayat ini, para ulama mampu mencipta sebuah cerita yang memukau jutaan manusia di serata dunia dan memastikan penganut Islam sembahyang 5 kali sehari dengan cara yang mereka (ulama) sendiri tetapkan. Kalau ini bukan pencapaian yang menakjubkan, apa lagi? Memang hebat!

Tetapi betulkah ayat 1, Surah Al-Israa itu merujuk kepada Nabi Muhamad? Mari kita lihat, periksa dan teliti baik-baik. Dari terjemahan Syakir, saya terjemahkan semula begini:

17:1 “Pujian adalah untuk Yang Satu yang telah memukau hambaNya pada satu malam dari batasan ketetapan yang direstui ke arah lingkungan ketetapan yang direstui, yang mana ia diberkati, supaya dapat diperlihatkan kepadanya mukjizat-mukjizat (signs) Kami. Sesungguhnya Dia Mendengar dan Melihat”.

17:2 “Dan kami berikan Musa Warkah (Al-Kitab) dan Kami putuskan ia sebagai Petunjuk kepada bani Israel. Kamu tidak patut mengambil selain dari aku sebagai penaung”.

17:3 “Dari keturunan yang telah bersama Nuh, sesungguhnya dia adalah hamba yang patuh”.

Baca betul-betul ayat 17:1: Yang Satu (Tuhan) telah memukau hambaNya pada satu malam untuk memperlihatkan mukjizat-mukjizatnya dan meletakkan status hambaNya itu dari seorang biasa ke arah menjadi seorang rasul.

Selepas jelas maksud ayat 17:1 kepada kita mari kita sama-sama jawab persoalan-persoalan ini:

* Adakah Nabi Muhamad pernah terpukau pada satu malam kerana Tuhan memperlihatkan mukjizat-mukjizatnya? Tidak.
* Adakah Nabi Muhamad pernah menerima apa-apa mukjizat selain Al-Quran? Tidak.
* Adakah Tuhan pernah turun ke bumi untuk menemui Nabi Muhamad secara terus? Tidak.
* Adakah Nabi Musa pernah terpukau pada satu malam kerana Tuhan memperlihatkan mukjizat-mukjizatnya? Ya.
* Adakah kedua-dua (bangunan) masjid Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa (Nabi dikatakan sembahyang 2 rakaat di situ sebelum terbang ke langit) telah wujud ketika peristiwa Israk & Mikraj Nabi Muhamad? Tidak.
* Adakah kedua-dua (bangunan) masjid Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa telah wujud ketika zaman Nabi Musa? Tidak.
* Adakah konteks ayat 17:2 – 3 selaras atau harmoni dengan ayat 17:1 jika ia dirujuk kepada Nabi Musa? Ya.

Oleh itu ayat 17:1 terbukti merujuk kepada Nabi Musa dan bukan Nabi Muhamad seperti mana yang dikatakan oleh para ulama. Dengan kesimpulan ini, maka peristiwa Israk & Mikraj sebenarnya tidak pernah berlaku. Dan kalau begitu bagaimana dengan sembahyang lima waktu yang kononnya diperintahkan Tuhan melalui peristiwa itu?

Saya berpendapat kita perlu renungkan ayat di bawah supaya tidak kekal menjadi umat yang sesat.

7:146 “Aku akan palingkan dari wahyu-wahyuku mereka yang sombong tidak bertempat di bumi ini dan jika mereka melihat setiap petunjuk mereka tidak akan mempercayainya dan jika melihat jalan yang baik mereka tidak mengambilnya sebagai jalan mereka tetapi jika melihat jalan yang salah, mereka mengambilnya sebagai jalan mereka, ini kerana mereka menolak wahyu-wahyu kami dan langsung tidak peduli akannya”.

http://tolokminda.wordpress.com/2010/01/11/kebergantungan-mutlak-kepada-ulama-mungkin-menyesatkan-kita-terus-ke-neraka/


Last edited by tolokminda on Thu Jan 06, 2011 1:19 pm; edited 1 time in total
tolokminda
tolokminda
Doktor Falsafah

Number of posts : 1072
Reputation : 0
Credits : 6424
Registration date : 2009-10-02

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by Zulia Thu Jan 06, 2011 11:18 am

[1] Demi bintang semasa ia menjunam, -
[2] Rakan kamu (Nabi Muhammad yang
kamu tuduh dengan berbagai tuduhan itu),
tidaklah ia menyeleweng (dari jalan yang
benar), dan ia pula tidak sesat (dengan
kepercayaan yang salah).
[3] Dan ia tidak memperkatakan (sesuatu
yang berhubung dengan ugama Islam)
menurut kemahuan dan pendapatnya
sendiri.

Alhamdulillah. Orang Islam selayaknya mengikut Nabi. Perkataan Nabi bukanlah kehendak baginda, tetapi adalah dari Allah. Ketika itu orang kafir Mekah telah menentang agama yang Nabi bawa dan selalu mengejek Nabi dan orang Islam.
Sebagai orang Islam, kita mesti bersabar dan tetap dengan keimanan bila menerima tentangan dan celaan dari orang bukan Islam.
avatar
Zulia
Profesor Madya

Number of posts : 1529
Age : 43
State : Kebergantungan mutlak kepada ulama PRK
Reputation : 3
Credits : 6883
Registration date : 2009-12-23

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by tolokminda Thu Jan 06, 2011 1:54 pm

Zulia wrote:[1] Demi bintang semasa ia menjunam, -
[2] Rakan kamu (Nabi Muhammad yang
kamu tuduh dengan berbagai tuduhan itu),
tidaklah ia menyeleweng (dari jalan yang
benar), dan ia pula tidak sesat (dengan
kepercayaan yang salah).
[3] Dan ia tidak memperkatakan (sesuatu
yang berhubung dengan ugama Islam)
menurut kemahuan dan pendapatnya
sendiri.

Alhamdulillah. Orang Islam selayaknya mengikut Nabi. Perkataan Nabi bukanlah kehendak baginda, tetapi adalah dari Allah. Ketika itu orang kafir Mekah telah menentang agama yang Nabi bawa dan selalu mengejek Nabi dan orang Islam.
Sebagai orang Islam, kita mesti bersabar dan tetap dengan keimanan bila menerima tentangan dan celaan dari orang bukan Islam.

Salam Zulia,

Berikut adalah transliterasi ayat 53:1-3.

53:1 Waalnnajmi itha hawa
53:2 Ma dalla sahibukum wama ghawa
53:3 Wama yantiqu AAani alhawa

Bandingkan transliterasi ini dengan terjemahan yang puan kemukakan. Menunjukkan ada tokok tambah yang teruk. Perkataan di dalam kurungan sebenarnya tidak relevan - ditambah bagi memaksud ayat diselaraskan dengan riwayat sipolan. Mari kita lihat perbezaan di antara transliterasi, terjemahan puan dan terjemahan saya.

Transliterasi 53:1 Waalnnajmi itha hawa
Terjemahan puan 53:1 Demi bintang semasa ia menjunam, -
Terjemahan saya 53:1 Demi bintang apabila ia jatuh

Transliterasi 53:2 Ma dalla sahibukum wama ghawa
Terjemahan puan 53:2 Rakan kamu (Nabi Muhammad yang kamu tuduh dengan berbagai tuduhan itu), tidaklah ia menyeleweng (dari jalan yang benar), dan ia pula tidak sesat (dengan kepercayaan yang salah).
Terjemahan saya 53:2 Sahabatmu tidak salah dan tidak juga dia sesat

Transliterasi 53:3 Wama yantiqu AAani alhawa
Terjemahan puan 53:3 Dan ia tidak memperkatakan (sesuatu yang berhubung dengan ugama Islam) menurut kemahuan dan pendapatnya sendiri.
Terjemahan saya 53:3 Tidak juga dia bercakap dengan nafsu

Ayat 1 - 18, Surah 53 ditafsirkan oleh mereka yang percaya kepada hadis sipolan dan sipolan sebagai kisah sewaktu Nabi Muhamad menerima wahyu dari malaikat Jibril. Bagaimanapun jika kita teliti semua ayat yang dimaksudkan tidak ada satu petunjuk pun yang boleh mengaitkan Jibril.

Memang agak sukar untuk melihat siapakah yang dimaksudkan dalam ayat 1 - 18 Surah An-Najm jika kita tidak membuat rujukan kepada ayat-ayat lain yang berkaitan di dalam Al-Quran. Tetapi Tuhan sudah menyatakan bahawa KitabNya itu berperanan sebagai petunjuk, penjelas dan pembeza.Penjelasan yang kita cari hanya akan dapat dilihat jika kita sanggup membuat sedikit penyelidikan dan menggunakan akal dengan sebaik-baiknya.

Artikel yang saya kemukakan di atas sebenarnya cukup untuk membantu sesiapa saja yang berminat untuk mengetahui samada apa yang saya dakwa itu mempunyai asas atau tidak. Semua ayat-ayat yang relevan telah pun terbuka untuk diselidik dan difikirkan. Tak perlu percaya pada saya. Tetapi percayalah kepada Al-Quran.
tolokminda
tolokminda
Doktor Falsafah

Number of posts : 1072
Reputation : 0
Credits : 6424
Registration date : 2009-10-02

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by silatgayung Thu Jan 06, 2011 4:22 pm

pertama sekali terima kasih kepada tolokminda yang membawa terjemahan dan tafsiran akal sendiri... soalnya apakah ia setanding dengan terjemahan dan tafsiran ulamak berpandukan wahyu Allah?

apa yang saya tau ilmu tafsir terbahagi 2 kategori utama.... mari kita lihat satu persatu....


1. Tafsir bil-ma’tsur
Adalah penafsiran Al Qur’an dengan Qur’an, atau dengan Hadits ataupun perkataan para Shahabat, untuk menjelaskan kepada sesuatu yang dikehendaki Allah swt.

2. Tafsir bir-ra’yi
Adalah tafsir yang dalam menjelaskan maknanya, Mufassir hanya perpegang pada pemahaman sendiri. Dan penyimpulan yang didasarkan pada ra’yu (ijtihad) semata.

ia pula terbahagi kepada dua.....

a. Tafsir Mahmud: Adalah suatu penafsiran yang sesuai dengan kehendak syari’at (penafsiran oleh orang yang menguasai aturan syari’at), jauh dari kebodohan dan kesesatan, sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa arab, serta berpegang pada uslub-uslubnya dalam memahami nash-nash Qur’aniyah.

Dengan bantuan ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu qiraah, ilmu-ilmu Al-Qur’an, hadits dan ilmu hadits, ushul fikih dan ilmu-ilmu lain.

b. Tafsir al Madzmum: Adalah penafsiran Al Qur’an tanpa berdasarkan ilmu, atau mengikuti hawa nafsu dan kehendaknya sendiri, tanpa mengetahui kaidah-kaidah bahasa atau syari’ah.

[ Lihat Muhammad Ali Ash-Shabuuniy, Studi Ilmu Al Qur’an]


jadi apa yang duduk dalam kurungan bagi terjemahan para ulamak adalah berdasarkan kaedah 1 dan 2 a di atas....


mau pun kaedah 2 b adalah haram kita ikuti berdasarkan firman Allah ini....

Dan janganlah engkau mengikut apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa yang dilakukannya. {17: 36}

dan hadis berikut.....


“ Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma dia berkata, bersabda Rasulullah saw: “Barang siapa menafsirkan Al Qur’an dengan tanpa ilmu, maka siapkanlah tempatnya di neraka”.
[Hadis Riwayat Termidzi]
silatgayung
silatgayung
Sarjana

Number of posts : 467
State : Kebergantungan mutlak kepada ulama SAB
Reputation : 0
Credits : 5391
Registration date : 2010-12-09

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by silatgayung Thu Jan 06, 2011 4:37 pm

apa kata Al-quran tentang para ulamak....

Dan tidaklah Kami mengutus Rasul-rasul sebelummu (wahai Muhammad), melainkan dari kalangan orang-orang lelaki, yang Kami wahyukan kepada mereka. Oleh itu bertanyalah kamu kepada orang-orang yang berpengetahuan ugama jika kamu tidak mengetahui. {16:43}

Dan demikian pula di antara manusia dan binatang-binatang yang melata serta binatang-binatang ternak, ada yang berlainan jenis dan warnanya? Sebenarnya yang menaruh bimbang dan takut (melanggar perintah) Allah dari kalangan hamba-hambaNya hanyalah orang-orang yang berilmu (ulamak dan ilmuan Islam). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Pengampun. {35:28}

Sabda Rasulullah S.A.W. bermaksud:

Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambil (warisan ilmu) tersebut ia telah mengambil habuan yang paling sempurna. {Riwayat Ahmad, Tarmizi, Abu Daud dan Ibnu Majah}


dan apa pulak kata Al-quran tentang para orientalis yang menjadi rujukan setengah orang....

seperti yang saya kata sebelum ini orinetalis merujuk kepada orang2 yahudi dan nasrani...

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (wahai Muhammad) sehingga engkau menurut ugama mereka (yang telah terpesong itu). Katakanlah (kepada mereka): "Sesungguhnya petunjuk Allah (ugama Islam itulah petunjuk yang benar". Dan demi sesungguhnya jika engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya (wahyu yang memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran), maka tiadalah engkau akan peroleh dari Allah (sesuatupun) yang dapat mengawal dan memberi pertolongan kepada mu {2:120}

jadi kenapa saudara bertungkus lumus mengikuti dan mempertahankan mereka?
silatgayung
silatgayung
Sarjana

Number of posts : 467
State : Kebergantungan mutlak kepada ulama SAB
Reputation : 0
Credits : 5391
Registration date : 2010-12-09

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by faried Thu Jan 06, 2011 4:57 pm

Zulia wrote:
Alhamdulillah. Orang Islam selayaknya mengikut Nabi.


Bukan mengikut nabi, tetapi mengikut Alquran yang merupakan petunjuk dari Allah yang dibawa oleh Nabi.

Zulia wrote:Perkataan Nabi bukanlah kehendak baginda, tetapi adalah dari Allah.

Tidak selalu perkataan Nabi adalah identik dengan petunjuk Allah, dan karenanya Nabi juga beberapa kali ditegur Tuhan.
faried
faried
Pensyarah

Number of posts : 917
Reputation : 0
Credits : 6086
Registration date : 2010-04-21

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by faried Thu Jan 06, 2011 5:02 pm

silatgayung wrote:
seperti yang saya kata sebelum ini orinetalis merujuk kepada orang2 yahudi dan nasrani...

Bukan Orientalis yang merujuk kepada yahudi dan nasrani,

tetapi

justru ulama-lah yang merujuk Bibel, yaitu Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru yang merupakan petunjuk bagi umat beragama Yahudi dan Nasrani.
faried
faried
Pensyarah

Number of posts : 917
Reputation : 0
Credits : 6086
Registration date : 2010-04-21

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by tolokminda Thu Jan 06, 2011 5:52 pm

silatgayung wrote:pertama sekali terima kasih kepada tolokminda yang membawa terjemahan dan tafsiran akal sendiri... soalnya apakah ia setanding dengan terjemahan dan tafsiran ulamak berpandukan wahyu Allah?

apa yang saya tau ilmu tafsir terbahagi 2 kategori utama.... mari kita lihat satu persatu....


1. Tafsir bil-ma’tsur
Adalah penafsiran Al Qur’an dengan Qur’an, atau dengan Hadits ataupun perkataan para Shahabat, untuk menjelaskan kepada sesuatu yang dikehendaki Allah swt.

2. Tafsir bir-ra’yi
Adalah tafsir yang dalam menjelaskan maknanya, Mufassir hanya perpegang pada pemahaman sendiri. Dan penyimpulan yang didasarkan pada ra’yu (ijtihad) semata.

ia pula terbahagi kepada dua.....

a. Tafsir Mahmud: Adalah suatu penafsiran yang sesuai dengan kehendak syari’at (penafsiran oleh orang yang menguasai aturan syari’at), jauh dari kebodohan dan kesesatan, sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa arab, serta berpegang pada uslub-uslubnya dalam memahami nash-nash Qur’aniyah.

Dengan bantuan ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu qiraah, ilmu-ilmu Al-Qur’an, hadits dan ilmu hadits, ushul fikih dan ilmu-ilmu lain.

b. Tafsir al Madzmum: Adalah penafsiran Al Qur’an tanpa berdasarkan ilmu, atau mengikuti hawa nafsu dan kehendaknya sendiri, tanpa mengetahui kaidah-kaidah bahasa atau syari’ah.

[ Lihat Muhammad Ali Ash-Shabuuniy, Studi Ilmu Al Qur’an]


jadi apa yang duduk dalam kurungan bagi terjemahan para ulamak adalah berdasarkan kaedah 1 dan 2 a di atas....


mau pun kaedah 2 b adalah haram kita ikuti berdasarkan firman Allah ini....

Dan janganlah engkau mengikut apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa yang dilakukannya. {17: 36}

dan hadis berikut.....


“ Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma dia berkata, bersabda Rasulullah saw: “Barang siapa menafsirkan Al Qur’an dengan tanpa ilmu, maka siapkanlah tempatnya di neraka”.
[Hadis Riwayat Termidzi]

Salam SG,

Bagi saya mudah saja. Tuhan sudah mengajar saya bagaimana saya harus mempelajari dan memahami Al-Quran. Dalam proses pembelajaran dan pemahaman saya itu, saya mungkin melakukan kesilapan. Tetapi itu bukan masalah kerana secara umumnya perkembangan ilmu di kalangan manusia memang melalui proses yang sama.

Bukankah Tuhan sendiri menyuruh kita mendengar semua pendapat dan memilih yang terbaik? Maknanya kalau saya melihat pendapat saya tidak berapa baik berbanding pendapat tuan, maka tindakan yang wajar bagi saya adalah membatalkan atau menyimpan saja pendapat saya dan menerima pendapat tuan. Tetapi itu pun masih perlu dibuka kepada pendapat lain di masa depan yang mungkin lebih baik lagi hasil eksplorasi ilmu yang lebih advance.

Malangnya pendapat tuan tidak dapat saya terima buat masa ini. Kerana tuan nampaknya tidak ada pendapat kecuali menyerahkan sepenuhnya urusan tuan dengan Tuhan kepada sipolan dan sipolan.

tolokminda
tolokminda
Doktor Falsafah

Number of posts : 1072
Reputation : 0
Credits : 6424
Registration date : 2009-10-02

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by silatgayung Thu Jan 06, 2011 8:04 pm

faried wrote:
silatgayung wrote:
seperti yang saya kata sebelum ini orinetalis merujuk kepada orang2 yahudi dan nasrani...

Bukan Orientalis yang merujuk kepada yahudi dan nasrani,

tetapi

justru ulama-lah yang merujuk Bibel, yaitu Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru yang merupakan petunjuk bagi umat beragama Yahudi dan Nasrani.


apakah maksud saudara orinetalis itu bukan yahudi dan nasrani? still nak agung kan mereka ka walaupun bukti dari Al-quran begitu jelas?

kalau ulamak merujuk bible... bagaimana dengan bukti yang saya bawakan persamaan antara bible dan Al-quran?

sampai sekarang gagal dijawab secara ilmiah tetapi banyak merepek...

mana die percanggahan yang saudara maksudkan itu antara hadis dan Al-quran?
silatgayung
silatgayung
Sarjana

Number of posts : 467
State : Kebergantungan mutlak kepada ulama SAB
Reputation : 0
Credits : 5391
Registration date : 2010-12-09

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by silatgayung Thu Jan 06, 2011 9:19 pm

tolokminda wrote:
silatgayung wrote:pertama sekali terima kasih kepada tolokminda yang membawa terjemahan dan tafsiran akal sendiri... soalnya apakah ia setanding dengan terjemahan dan tafsiran ulamak berpandukan wahyu Allah?

apa yang saya tau ilmu tafsir terbahagi 2 kategori utama.... mari kita lihat satu persatu....


1. Tafsir bil-ma’tsur
Adalah penafsiran Al Qur’an dengan Qur’an, atau dengan Hadits ataupun perkataan para Shahabat, untuk menjelaskan kepada sesuatu yang dikehendaki Allah swt.

2. Tafsir bir-ra’yi
Adalah tafsir yang dalam menjelaskan maknanya, Mufassir hanya perpegang pada pemahaman sendiri. Dan penyimpulan yang didasarkan pada ra’yu (ijtihad) semata.

ia pula terbahagi kepada dua.....

a. Tafsir Mahmud: Adalah suatu penafsiran yang sesuai dengan kehendak syari’at (penafsiran oleh orang yang menguasai aturan syari’at), jauh dari kebodohan dan kesesatan, sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa arab, serta berpegang pada uslub-uslubnya dalam memahami nash-nash Qur’aniyah.

Dengan bantuan ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu qiraah, ilmu-ilmu Al-Qur’an, hadits dan ilmu hadits, ushul fikih dan ilmu-ilmu lain.

b. Tafsir al Madzmum: Adalah penafsiran Al Qur’an tanpa berdasarkan ilmu, atau mengikuti hawa nafsu dan kehendaknya sendiri, tanpa mengetahui kaidah-kaidah bahasa atau syari’ah.

[ Lihat Muhammad Ali Ash-Shabuuniy, Studi Ilmu Al Qur’an]


jadi apa yang duduk dalam kurungan bagi terjemahan para ulamak adalah berdasarkan kaedah 1 dan 2 a di atas....


mau pun kaedah 2 b adalah haram kita ikuti berdasarkan firman Allah ini....

Dan janganlah engkau mengikut apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa yang dilakukannya. {17: 36}

dan hadis berikut.....


“ Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma dia berkata, bersabda Rasulullah saw: “Barang siapa menafsirkan Al Qur’an dengan tanpa ilmu, maka siapkanlah tempatnya di neraka”.
[Hadis Riwayat Termidzi]

Salam SG,

Bagi saya mudah saja. Tuhan sudah mengajar saya bagaimana saya harus mempelajari dan memahami Al-Quran. Dalam proses pembelajaran dan pemahaman saya itu, saya mungkin melakukan kesilapan. Tetapi itu bukan masalah kerana secara umumnya perkembangan ilmu di kalangan manusia memang melalui proses yang sama.

Bukankah Tuhan sendiri menyuruh kita mendengar semua pendapat dan memilih yang terbaik? Maknanya kalau saya melihat pendapat saya tidak berapa baik berbanding pendapat tuan, maka tindakan yang wajar bagi saya adalah membatalkan atau menyimpan saja pendapat saya dan menerima pendapat tuan. Tetapi itu pun masih perlu dibuka kepada pendapat lain di masa depan yang mungkin lebih baik lagi hasil eksplorasi ilmu yang lebih advance.

Malangnya pendapat tuan tidak dapat saya terima buat masa ini. Kerana tuan nampaknya tidak ada pendapat kecuali menyerahkan sepenuhnya urusan tuan dengan Tuhan kepada sipolan dan sipolan.




bagi saya mudah bila kita ikut panduan Al-quran dan As-Sunnah saudara...
silatgayung
silatgayung
Sarjana

Number of posts : 467
State : Kebergantungan mutlak kepada ulama SAB
Reputation : 0
Credits : 5391
Registration date : 2010-12-09

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by tolokminda Thu Jan 06, 2011 9:32 pm

silatgayung wrote:
tolokminda wrote:
silatgayung wrote:pertama sekali terima kasih kepada tolokminda yang membawa terjemahan dan tafsiran akal sendiri... soalnya apakah ia setanding dengan terjemahan dan tafsiran ulamak berpandukan wahyu Allah?

apa yang saya tau ilmu tafsir terbahagi 2 kategori utama.... mari kita lihat satu persatu....


1. Tafsir bil-ma’tsur
Adalah penafsiran Al Qur’an dengan Qur’an, atau dengan Hadits ataupun perkataan para Shahabat, untuk menjelaskan kepada sesuatu yang dikehendaki Allah swt.

2. Tafsir bir-ra’yi
Adalah tafsir yang dalam menjelaskan maknanya, Mufassir hanya perpegang pada pemahaman sendiri. Dan penyimpulan yang didasarkan pada ra’yu (ijtihad) semata.

ia pula terbahagi kepada dua.....

a. Tafsir Mahmud: Adalah suatu penafsiran yang sesuai dengan kehendak syari’at (penafsiran oleh orang yang menguasai aturan syari’at), jauh dari kebodohan dan kesesatan, sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa arab, serta berpegang pada uslub-uslubnya dalam memahami nash-nash Qur’aniyah.

Dengan bantuan ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu qiraah, ilmu-ilmu Al-Qur’an, hadits dan ilmu hadits, ushul fikih dan ilmu-ilmu lain.

b. Tafsir al Madzmum: Adalah penafsiran Al Qur’an tanpa berdasarkan ilmu, atau mengikuti hawa nafsu dan kehendaknya sendiri, tanpa mengetahui kaidah-kaidah bahasa atau syari’ah.

[ Lihat Muhammad Ali Ash-Shabuuniy, Studi Ilmu Al Qur’an]


jadi apa yang duduk dalam kurungan bagi terjemahan para ulamak adalah berdasarkan kaedah 1 dan 2 a di atas....


mau pun kaedah 2 b adalah haram kita ikuti berdasarkan firman Allah ini....

Dan janganlah engkau mengikut apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa yang dilakukannya. {17: 36}

dan hadis berikut.....


“ Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma dia berkata, bersabda Rasulullah saw: “Barang siapa menafsirkan Al Qur’an dengan tanpa ilmu, maka siapkanlah tempatnya di neraka”.
[Hadis Riwayat Termidzi]

Salam SG,

Bagi saya mudah saja. Tuhan sudah mengajar saya bagaimana saya harus mempelajari dan memahami Al-Quran. Dalam proses pembelajaran dan pemahaman saya itu, saya mungkin melakukan kesilapan. Tetapi itu bukan masalah kerana secara umumnya perkembangan ilmu di kalangan manusia memang melalui proses yang sama.

Bukankah Tuhan sendiri menyuruh kita mendengar semua pendapat dan memilih yang terbaik? Maknanya kalau saya melihat pendapat saya tidak berapa baik berbanding pendapat tuan, maka tindakan yang wajar bagi saya adalah membatalkan atau menyimpan saja pendapat saya dan menerima pendapat tuan. Tetapi itu pun masih perlu dibuka kepada pendapat lain di masa depan yang mungkin lebih baik lagi hasil eksplorasi ilmu yang lebih advance.

Malangnya pendapat tuan tidak dapat saya terima buat masa ini. Kerana tuan nampaknya tidak ada pendapat kecuali menyerahkan sepenuhnya urusan tuan dengan Tuhan kepada sipolan dan sipolan.




bagi saya mudah bila kita ikut panduan Al-quran dan As-Sunnah saudara...

Salam SG,

Saya tak nafikan. Memang mudah ikut saja. Itulah yang hampir seluruh umat manusia dalam dunia ni buat. Kalau ustaz kata A, Ali ikut. Kalau sami kata B, Rama ikut, kalau father kata C, Donald ikut, kalau Rabbi kata D, Sharon ikut... Buat apa susah-susah, kan SG?
tolokminda
tolokminda
Doktor Falsafah

Number of posts : 1072
Reputation : 0
Credits : 6424
Registration date : 2009-10-02

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by silatgayung Thu Jan 06, 2011 10:14 pm

tolokminda wrote:
silatgayung wrote:
tolokminda wrote:
silatgayung wrote:pertama sekali terima kasih kepada tolokminda yang membawa terjemahan dan tafsiran akal sendiri... soalnya apakah ia setanding dengan terjemahan dan tafsiran ulamak berpandukan wahyu Allah?

apa yang saya tau ilmu tafsir terbahagi 2 kategori utama.... mari kita lihat satu persatu....


1. Tafsir bil-ma’tsur
Adalah penafsiran Al Qur’an dengan Qur’an, atau dengan Hadits ataupun perkataan para Shahabat, untuk menjelaskan kepada sesuatu yang dikehendaki Allah swt.

2. Tafsir bir-ra’yi
Adalah tafsir yang dalam menjelaskan maknanya, Mufassir hanya perpegang pada pemahaman sendiri. Dan penyimpulan yang didasarkan pada ra’yu (ijtihad) semata.

ia pula terbahagi kepada dua.....

a. Tafsir Mahmud: Adalah suatu penafsiran yang sesuai dengan kehendak syari’at (penafsiran oleh orang yang menguasai aturan syari’at), jauh dari kebodohan dan kesesatan, sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa arab, serta berpegang pada uslub-uslubnya dalam memahami nash-nash Qur’aniyah.

Dengan bantuan ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu qiraah, ilmu-ilmu Al-Qur’an, hadits dan ilmu hadits, ushul fikih dan ilmu-ilmu lain.

b. Tafsir al Madzmum: Adalah penafsiran Al Qur’an tanpa berdasarkan ilmu, atau mengikuti hawa nafsu dan kehendaknya sendiri, tanpa mengetahui kaidah-kaidah bahasa atau syari’ah.

[ Lihat Muhammad Ali Ash-Shabuuniy, Studi Ilmu Al Qur’an]


jadi apa yang duduk dalam kurungan bagi terjemahan para ulamak adalah berdasarkan kaedah 1 dan 2 a di atas....


mau pun kaedah 2 b adalah haram kita ikuti berdasarkan firman Allah ini....

Dan janganlah engkau mengikut apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa yang dilakukannya. {17: 36}

dan hadis berikut.....


“ Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma dia berkata, bersabda Rasulullah saw: “Barang siapa menafsirkan Al Qur’an dengan tanpa ilmu, maka siapkanlah tempatnya di neraka”.
[Hadis Riwayat Termidzi]

Salam SG,

Bagi saya mudah saja. Tuhan sudah mengajar saya bagaimana saya harus mempelajari dan memahami Al-Quran. Dalam proses pembelajaran dan pemahaman saya itu, saya mungkin melakukan kesilapan. Tetapi itu bukan masalah kerana secara umumnya perkembangan ilmu di kalangan manusia memang melalui proses yang sama.

Bukankah Tuhan sendiri menyuruh kita mendengar semua pendapat dan memilih yang terbaik? Maknanya kalau saya melihat pendapat saya tidak berapa baik berbanding pendapat tuan, maka tindakan yang wajar bagi saya adalah membatalkan atau menyimpan saja pendapat saya dan menerima pendapat tuan. Tetapi itu pun masih perlu dibuka kepada pendapat lain di masa depan yang mungkin lebih baik lagi hasil eksplorasi ilmu yang lebih advance.

Malangnya pendapat tuan tidak dapat saya terima buat masa ini. Kerana tuan nampaknya tidak ada pendapat kecuali menyerahkan sepenuhnya urusan tuan dengan Tuhan kepada sipolan dan sipolan.




bagi saya mudah bila kita ikut panduan Al-quran dan As-Sunnah saudara...

Salam SG,

Saya tak nafikan. Memang mudah ikut saja. Itulah yang hampir seluruh umat manusia dalam dunia ni buat. Kalau ustaz kata A, Ali ikut. Kalau sami kata B, Rama ikut, kalau father kata C, Donald ikut, kalau Rabbi kata D, Sharon ikut... Buat apa susah-susah, kan SG?


dan saya juga tidak nafikan ramai antara kita yang telah jauh terpesong apabila menggunkan akal ala2 orientalis barat walaupun larangan mengikut orang2 yahudi dan nasrani ini jelas dalam Al-quran
silatgayung
silatgayung
Sarjana

Number of posts : 467
State : Kebergantungan mutlak kepada ulama SAB
Reputation : 0
Credits : 5391
Registration date : 2010-12-09

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by tolokminda Thu Jan 06, 2011 11:39 pm

silatgayung wrote:
tolokminda wrote:
silatgayung wrote:
tolokminda wrote:
silatgayung wrote:pertama sekali terima kasih kepada tolokminda yang membawa terjemahan dan tafsiran akal sendiri... soalnya apakah ia setanding dengan terjemahan dan tafsiran ulamak berpandukan wahyu Allah?

apa yang saya tau ilmu tafsir terbahagi 2 kategori utama.... mari kita lihat satu persatu....


1. Tafsir bil-ma’tsur
Adalah penafsiran Al Qur’an dengan Qur’an, atau dengan Hadits ataupun perkataan para Shahabat, untuk menjelaskan kepada sesuatu yang dikehendaki Allah swt.

2. Tafsir bir-ra’yi
Adalah tafsir yang dalam menjelaskan maknanya, Mufassir hanya perpegang pada pemahaman sendiri. Dan penyimpulan yang didasarkan pada ra’yu (ijtihad) semata.

ia pula terbahagi kepada dua.....

a. Tafsir Mahmud: Adalah suatu penafsiran yang sesuai dengan kehendak syari’at (penafsiran oleh orang yang menguasai aturan syari’at), jauh dari kebodohan dan kesesatan, sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa arab, serta berpegang pada uslub-uslubnya dalam memahami nash-nash Qur’aniyah.

Dengan bantuan ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu qiraah, ilmu-ilmu Al-Qur’an, hadits dan ilmu hadits, ushul fikih dan ilmu-ilmu lain.

b. Tafsir al Madzmum: Adalah penafsiran Al Qur’an tanpa berdasarkan ilmu, atau mengikuti hawa nafsu dan kehendaknya sendiri, tanpa mengetahui kaidah-kaidah bahasa atau syari’ah.

[ Lihat Muhammad Ali Ash-Shabuuniy, Studi Ilmu Al Qur’an]


jadi apa yang duduk dalam kurungan bagi terjemahan para ulamak adalah berdasarkan kaedah 1 dan 2 a di atas....


mau pun kaedah 2 b adalah haram kita ikuti berdasarkan firman Allah ini....

Dan janganlah engkau mengikut apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa yang dilakukannya. {17: 36}

dan hadis berikut.....


“ Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma dia berkata, bersabda Rasulullah saw: “Barang siapa menafsirkan Al Qur’an dengan tanpa ilmu, maka siapkanlah tempatnya di neraka”.
[Hadis Riwayat Termidzi]

Salam SG,

Bagi saya mudah saja. Tuhan sudah mengajar saya bagaimana saya harus mempelajari dan memahami Al-Quran. Dalam proses pembelajaran dan pemahaman saya itu, saya mungkin melakukan kesilapan. Tetapi itu bukan masalah kerana secara umumnya perkembangan ilmu di kalangan manusia memang melalui proses yang sama.

Bukankah Tuhan sendiri menyuruh kita mendengar semua pendapat dan memilih yang terbaik? Maknanya kalau saya melihat pendapat saya tidak berapa baik berbanding pendapat tuan, maka tindakan yang wajar bagi saya adalah membatalkan atau menyimpan saja pendapat saya dan menerima pendapat tuan. Tetapi itu pun masih perlu dibuka kepada pendapat lain di masa depan yang mungkin lebih baik lagi hasil eksplorasi ilmu yang lebih advance.

Malangnya pendapat tuan tidak dapat saya terima buat masa ini. Kerana tuan nampaknya tidak ada pendapat kecuali menyerahkan sepenuhnya urusan tuan dengan Tuhan kepada sipolan dan sipolan.




bagi saya mudah bila kita ikut panduan Al-quran dan As-Sunnah saudara...

Salam SG,

Saya tak nafikan. Memang mudah ikut saja. Itulah yang hampir seluruh umat manusia dalam dunia ni buat. Kalau ustaz kata A, Ali ikut. Kalau sami kata B, Rama ikut, kalau father kata C, Donald ikut, kalau Rabbi kata D, Sharon ikut... Buat apa susah-susah, kan SG?


dan saya juga tidak nafikan ramai antara kita yang telah jauh terpesong apabila menggunkan akal ala2 orientalis barat walaupun larangan mengikut orang2 yahudi dan nasrani ini jelas dalam Al-quran

Salam SG,

Orientalis sebenarnya merujuk kepada para sarjana yang membuat apa-apa kajian berkenaan masyarakat Asia, khususnya Asia Timur. Mereka bukan ahli agama. Mereka tidak mengubah Taurat dan Injil dan mereka tidak mencipta permusuhan di antara agama. Takkan itu pun tak tau?
tolokminda
tolokminda
Doktor Falsafah

Number of posts : 1072
Reputation : 0
Credits : 6424
Registration date : 2009-10-02

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by Juang Fri Jan 07, 2011 12:39 am

Salam,

Kalau kita fikirkan, jika orientalis itu merujuk pada Yahudi dan Nasrani, tentu merekalah yang pertahankan hukum merejam pasangan berkahwin atau mewajibkan berkhatan seperti yang orang-orang Yahudi dan Nasrani dahulu lakukan. Tetapi kenapa ulamak agama Islam itu pula yang pertahankan hukum yang ada pada kitab-kitab orang Yahudi dan Nasrani itu?

Bukankah itu menunjukkan ulamak agama itu lebih serupa perangainya dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani itu?
Juang
Juang
Dekan

Number of posts : 3494
State : Kebergantungan mutlak kepada ulama NSE
Reputation : 6
Credits : 9682
Registration date : 2008-08-26

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by tolokminda Fri Jan 07, 2011 9:10 am

Salam Juang,

Dalam masyarakat yang digembala, apa saja mudah menjadi klise.
tolokminda
tolokminda
Doktor Falsafah

Number of posts : 1072
Reputation : 0
Credits : 6424
Registration date : 2009-10-02

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by faried Fri Jan 07, 2011 2:09 pm

silatgayung wrote:
faried wrote:
silatgayung wrote:
seperti yang saya kata sebelum ini orinetalis merujuk kepada orang2 yahudi dan nasrani...

Bukan Orientalis yang merujuk kepada yahudi dan nasrani,

tetapi

justru ulama-lah yang merujuk Bibel, yaitu Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru yang merupakan petunjuk bagi umat beragama Yahudi dan Nasrani.

apakah maksud saudara orinetalis itu bukan yahudi dan nasrani?

Tolong dibaca kembali post saya, adakah saya menulis bahwa orientalis itu bukan yahudi dan nasrani?

silatgayung wrote:still nak agung kan mereka ka walaupun bukti dari Al-quran begitu jelas?

Saya tidak mengagungkan Orientalis, tetapi saya menerima kebenaran dari mana pun sumbernya.

silatgayung wrote:kalau ulamak merujuk bible... bagaimana dengan bukti yang saya bawakan persamaan antara Bible dan Al-quran?

Saya tidak mempermasalahkan persamaan antara Bible dan Alquran,

tetapi

mempermasalahkan dan menolak dengan tegas bagian Bible yang bertentangan dengan Alquran.

silatgayung wrote:sampai sekarang gagal dijawab secara ilmiah tetapi banyak merepek...

Saya berusaha menjawab berdasarkan petunjuk dalam Alquran, bukan berdasarkan ilmiah.

Ilmiah harus tunduk di bawah kebenaran Alquran.

silatgayung wrote:mana die percanggahan yang saudara maksudkan itu antara hadis dan Al-quran?

Saya sudah kemukakan percanggahan antara pengertian 'Hadis' versi ulama dan Hadis versi Alquran.

Sangat banyak percanggahan antara 'Hadis' dan Alquran.

Ini satu bukti lagi.

Menurut 'Hadis' mengucapkan dua kalimat sahadat akan menjadikan seseorang menjadi muslim,

padahal

dalam Alquran tidak ada seorang Rasul/Nabi pun yang bersahadat atas Allah meskipun semua Rasul/Nabi adalah muslim,

demikian pula tidak ada dalam Alquran yang menyebutkan bahwa orang beriman bersahadat kepada Rasul;

hanya orang munafik saja yang bersahadat kepada Rasul (63:1).
faried
faried
Pensyarah

Number of posts : 917
Reputation : 0
Credits : 6086
Registration date : 2010-04-21

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by faried Fri Jan 07, 2011 2:24 pm

silatgayung wrote:
dan saya juga tidak nafikan ramai antara kita yang telah jauh terpesong apabila menggunkan akal ala2 orientalis barat walaupun larangan mengikut orang2 yahudi dan nasrani ini jelas dalam Al-quran

Menggunakan akal Orientalis,

atau

menggunakan akal ulamak

akan membuat orang terpesong,

kecuali

jika menggunakan akal yang berpandukan petunjuk Allah/Alquran.
faried
faried
Pensyarah

Number of posts : 917
Reputation : 0
Credits : 6086
Registration date : 2010-04-21

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by faried Fri Jan 07, 2011 2:53 pm

silatgayung wrote:
apa yang saya tau ilmu tafsir terbahagi 2 kategori utama.... mari kita lihat satu persatu....

1. Tafsir bil-ma’tsur
Adalah penafsiran Al Qur’an dengan Qur’an, atau dengan Hadits ataupun perkataan para Shahabat, untuk menjelaskan kepada sesuatu yang dikehendaki Allah swt.

Penafsiran yang benar hanyalah penafsiran Al Qur’an dengan Qur’an sebagaimana dijelaskan dalam 2.185.

silatgayung wrote:2. Tafsir bir-ra’yi
Adalah tafsir yang dalam menjelaskan maknanya, Mufassir hanya perpegang pada pemahaman sendiri. Dan penyimpulan yang didasarkan pada ra’yu (ijtihad) semata.

ia pula terbahagi kepada dua.....

a. Tafsir Mahmud: Adalah suatu penafsiran yang sesuai dengan kehendak syari’at (penafsiran oleh orang yang menguasai aturan syari’at), jauh dari kebodohan dan kesesatan, sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa arab, serta berpegang pada uslub-uslubnya dalam memahami nash-nash Qur’aniyah.

Dengan bantuan ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu qiraah, ilmu-ilmu Al-Qur’an, hadits dan ilmu hadits, ushul fikih dan ilmu-ilmu lain.

b. Tafsir al Madzmum: Adalah penafsiran Al Qur’an tanpa berdasarkan ilmu, atau mengikuti hawa nafsu dan kehendaknya sendiri, tanpa mengetahui kaidah-kaidah bahasa atau syari’ah.

[ Lihat Muhammad Ali Ash-Shabuuniy, Studi Ilmu Al Qur’an]

Teramat disayangkan bahwa jangankan tafsirnya (interpretasi), malahan terjemahan (translasi) dari ulama banyak yang mengabaikan kaidah ilmu bahasa Arab, sehingga memesongkan umat dari petunjuk yang terkandung dalam Alquran.

silatgayung wrote:jadi apa yang duduk dalam kurungan bagi terjemahan para ulamak adalah berdasarkan kaedah 1 dan 2 a di atas....

Kaedah 2 a seharusnya jauh dari kebodohan dan kesesatan,

tetapi

apa yang duduk dalam kurungan

justru

tidak jarang memperbodoh dan menyesatkan.

silatgayung wrote:mau pun kaedah 2 b adalah haram kita ikuti berdasarkan firman Allah ini....

Dan janganlah engkau mengikut apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa yang dilakukannya. {17: 36}

dan hadis berikut.....


“ Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma dia berkata, bersabda Rasulullah saw: “Barang siapa menafsirkan Al Qur’an dengan tanpa ilmu, maka siapkanlah tempatnya di neraka”.
[Hadis Riwayat Termidzi]

Larangan Allah dalam Alquran agar janganlah engkau mengikut apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya;

umumnya

diabaikan dan dilanggar demi kepatuhan kepada ulama dan petunjuk di luar Alquran.
faried
faried
Pensyarah

Number of posts : 917
Reputation : 0
Credits : 6086
Registration date : 2010-04-21

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by Zulia Fri Jan 07, 2011 3:24 pm

Tasfiran orang beriman sahaja yang diterima oleh orang Islam. Anda pernah baca kajian orang luar tentang alQuran? Kesimpulan mereka ianya tidak diterima sebagai risalah Tuhan. Mereka pun pakai logik juga seperti anda yang tak berpegang pada agama.
avatar
Zulia
Profesor Madya

Number of posts : 1529
Age : 43
State : Kebergantungan mutlak kepada ulama PRK
Reputation : 3
Credits : 6883
Registration date : 2009-12-23

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by tolokminda Fri Jan 07, 2011 5:01 pm

Zulia wrote:Tasfiran orang beriman sahaja yang diterima oleh orang Islam. Anda pernah baca kajian orang luar tentang alQuran? Kesimpulan mereka ianya tidak diterima sebagai risalah Tuhan. Mereka pun pakai logik juga seperti anda yang tak berpegang pada agama.

Salam Zulia,

Apa orang lain nak kata atau nak tafsir pasal Al-Quran itu tidak penting, apatah lagi kalau dah memang mereka dari kalangan orang yang takmo percaya. Yang penting bagi mereka yang mahu percaya berpeganglah dan teruskan berusaha untuk memahaminya.
tolokminda
tolokminda
Doktor Falsafah

Number of posts : 1072
Reputation : 0
Credits : 6424
Registration date : 2009-10-02

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by nazzri Fri Jan 07, 2011 5:52 pm

Zulia wrote:Tasfiran orang beriman sahaja yang diterima oleh orang Islam.

Salam

Bagaimanakah kita nak tahu seseorang itu beriman atau tidak?
nazzri
nazzri
Siswa-Siswi

Number of posts : 4
Location : BP
State : Kebergantungan mutlak kepada ulama JOH
Reputation : 0
Credits : 4929
Registration date : 2010-11-19

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by Juang Sat Jan 08, 2011 5:56 am

tolokminda wrote:
Zulia wrote:Tasfiran orang beriman sahaja yang diterima oleh orang Islam. Anda pernah baca kajian orang luar tentang alQuran? Kesimpulan mereka ianya tidak diterima sebagai risalah Tuhan. Mereka pun pakai logik juga seperti anda yang tak berpegang pada agama.

Salam Zulia,

Apa orang lain nak kata atau nak tafsir pasal Al-Quran itu tidak penting, apatah lagi kalau dah memang mereka dari kalangan orang yang takmo percaya. Yang penting bagi mereka yang mahu percaya berpeganglah dan teruskan berusaha untuk memahaminya.
Salam,

Bak kata pepatah, hendak seribu daya, tak nak seribu dalih.

Kita mudah membezakan orang-orang yang benar-benar percaya denagn orang-orang yang banyak berdalih. Ini kerana orang-orang yang banyak berdalih hanya mampu beri alasan, dan gagal kemukakan ayat-ayat Tuhan.

Contohnya bila orang kafir terdahulu tak mahu ikut Al Quran, mereka kata "inilah sihir yang nyata". Itu hanya alasan sahaja, bukannya hujah dengan bukti-bukti yang nyata.

Hari ini kita jumpa ramai orang yang mengaku Islam tetapi tak percaya pada Al Quran mengemukakan alasan yang sama. Mereka tidak berupaya nak kemukakan ayat-ayat Tuhan sebagai penguat hujah mereka.

Tidak hairanlah kenapa hari ini Allah masukkan umat Islam dalam golongan yang lemah walaupun ramai. Bayangkan nak kemukakan ayat-ayat Tuhan pun mereka tidak mampu.

Patutkah kita berharap pada orang-orang yang lemah itu lagi untuk mengajar kita pasal agama? Hanya orang yang tidak berakal sahaja berbuat begitu.
Juang
Juang
Dekan

Number of posts : 3494
State : Kebergantungan mutlak kepada ulama NSE
Reputation : 6
Credits : 9682
Registration date : 2008-08-26

Back to top Go down

Kebergantungan mutlak kepada ulama Empty Re: Kebergantungan mutlak kepada ulama

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum